PGRI: BOS Dipakai Makan Siang Gratis Justru Sebuah Kemunduran

Para ahli gizi anggap makan siang gratis gak penting

Intinya Sih...

  • Penggunaan dana BOS untuk makan siang gratis dianggap tak masuk akal
  • Alokasi BOS untuk SD hanya Rp2.830 per hari, tidak cukup untuk biayai program makan siang gratis

Semarang, IDN Times - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah menegaskan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk program makan siang gratis merupakan tindakan yang tak masuk akal. Pasalnya, pagu anggaran BOS khususnya untuk SD dan SMP selama ini tergolong sangat minim. Sehingga tidak cocok digunakan untuk membiayai program makan siang gratis. 

Baca Juga: Program Makan Gratis Bakal Pakai Dana Bos? Ini Penjelasannya

1. Program makan siang gratis sebabkan anggaran BOS defisit

PGRI: BOS Dipakai Makan Siang Gratis Justru Sebuah Kemunduranilustrasi bunga dapat menambah keindahan dekorasi meja makan (pexels.com/cottonbro studio)

Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi mengungkapkan berdasarkan perinciannya, alokasi BOS untuk SD setahun mencapai Rp900 ribu. Jika dihitung per harinya, tiap siswa SD mendapatkan BOS hanya Rp2.830.


"Padahal kalau kita hitung, untuk SD saja anak-anak kalau dapat BOS itu uangnya Rp2.830 per hari dari total Rp900 ribu. Kalau Rp15 ribu diambil maka BOS-nya gak jadi dipakai hanya untuk makan thok. Ini artinya dalam sehari defisitnya Rp567 miliar," kata mantan Rektor UPGRIS tersebut kepada IDN Times, Kamis (7/3/2024). 

2. Biaya makan siang gratis gak pas diambilkan dari BOS

PGRI: BOS Dipakai Makan Siang Gratis Justru Sebuah Kemunduraninstagram.com

Lebih lanjut, pihaknya menilai program makan siang gratis yang digulirkan Prabowo Subianto sebagai capres nomor 2 tidak tepat jika anggarannya diambilkan dari BOS. 


Menurutnya BOS adalah alokasi bantuan pendidikan untuk memenuhi standar minimal pendidikan di masing-masing sekolah swasta dan negeri yang ada di Indonesia. 


Bahkan bila dilihat dari besaran pagu anggarannya, BOS yang diberikan pemerintah selama ini masih kurang memadai. Oleh karenanya, pihaknya menegaskan menolak penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis. 


"PGRI Jawa Tengah pasti keberatan kalau diambilkan dari BOS. Karena BOS selama ini digunakan untuk memenuhi standar minimal pendidikan. Buat mencukupi standarnya aja juga kurang dan ketika diterapkan jauh dari kebutuhan minimal. Karena yang kita rasakan alokasi anggaran pendidikan 20 persen belum maksimal. Apalagi sarana prasarana masih kurang, banyak daerah yang blank belum ada sinyal internet. Padahal negara kita kepengin mencetak SDM unggul di dunia pendidikan. Maka rumusnya dari mana kalau BOS dipakai buat membiayai makan siang gratis," terangnya. 

3. PGRI keberatan

PGRI: BOS Dipakai Makan Siang Gratis Justru Sebuah KemunduranPresiden Joko "Jokowi" Widodo ketika membuka Kongres XIII PGRI di Jakarta. (www.instagram.com/@jokowi)

Tak cuma itu, pihaknya juga tidak habis pikir ketika biaya makan siang gratis hanya dialokasikan sebesar Rp15 ribu. Ini, katanya sangat mengada-ada karena uang Rp15 ribu tidak cukup untuk memenuhi standar gizi setiap anak sekolah maupun ibu hamil. 


"Yang harus diingat uang lima belas ribu itu belum termasuk susu. Makanya kami terkejut dan keberatan," tegasnya. 

4. Gizinya naik tapi efeknya bikin kemunduran

PGRI: BOS Dipakai Makan Siang Gratis Justru Sebuah KemunduranSiswa SMPN 2 Curug Tanggerang saat melakukan simulasi makan gratis.(Dok/Istimewa)

Terlebih lagi, adanya program makan siang gratis merupakan program Prabowo Subianto yang statusnya kini masih sebagai capres 02. Bila Prabowo bermaksud menanggulangi masalah gizi pada anak dan stunting, semestinya cara yang tepat yakni dengan mendata ulang siapa saja yang berhak diberi makan siang gratis. 


"Makan siang gratis itu kan programnya capres yang posisinya unggul tapi masih dalam proses. Kalau dia ingin mengatasi stunting dan gizi buruk, ya bukan berarti semua anak ibu hamil punya masalah gizi dan stunting. Mestinya didata siapa dulu yang diberikan. Orang kaya kenapa harus diberi wong makan aja sisa-sisa. Kalau dana BOS diambil maka yang terjadi gizinya menaik tapi efek bagi semua orang itu kemunduran," bebernya. 

5. Ahli gizi anggap program makan siang gratis gak mendidik!

PGRI: BOS Dipakai Makan Siang Gratis Justru Sebuah KemunduranSiswa SDN Sungai Jingah keluar ruangan kelas pasca gempa.

Sementara, menurut Wakil Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Jateng, Florentinus Nurtitus, digulirkannya program  makan siang gratis dengan sasaran anak sekolah merupakan tindakan yang tidak mendidik. 


Dari kajian gizinya, pihaknya menekankan masing-masing anak dan ibu hamil juga tidak harus memerlukan asupan minum susu tiap hari. 


"Anak dan ibu hamil tidak harus minum susu. Makan gratis tidak mendidik kalau menurut saya," kata Tinus kepada IDN Times. 


"Yang wajib ASI hanya bayi dari (umur) 0-24 bulan. Yang namanya kebutuhan gizi itu harus dilihat secara total perhari baik porsi makan, frekuensi makan maupun komposisi makan. Dan itu harus dipahami untuk memenuhi kebutuhan gizi harian," sambungnya. 

6. Pemberian makan siang gratis juga gak urgent

PGRI: BOS Dipakai Makan Siang Gratis Justru Sebuah Kemunduranpotret aneka lauk nasi padang (commons.wikimedia.org/Firzafp)

Pihaknya juga melihat bahwa pemberian makan siang gratis sama sekali tidak urgent. Karena meningkatnya asupan gizi anak-anak tidak dipengaruhi dari pemberian makan siang gratis per hari. 


"Tidak begitu menolong kalau hanya diberikan makan gratis. Yang lebih penting adalah pemahaman akan kecukupan, kualitas dan kuantitasnya. Lalu pemantauan akan kecukupan gizi dengan dievaluasi perkembangan kesehatannya dari segi berat badan, kondisi tubuh, laboratorium (kualitas darah misalnya Hb, kadar zat besi dan sejenisnya). Jadi tidak urgent sama sekali kalau hanya diberi makan siang gratis. Pemahaman ilmu gizi itu lebih diutamakan," ujar ahli gizi dari RS Elisabeth Semarang ini. 

Baca Juga: BOS untuk Makan Siang Gratis Bikin Guru Swasta di Jateng Gak Bisa Gajian

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya