Keraton Solo Tahun ini Gelar Jumenengan Raja Tanpa Kirab

Hanya 300 tamu undangan, tak ingin berpolitik.

Surakarta, IDN Times - Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) Upacara Tingalan Dalem Jumenengan ke-20 di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat digelar secara sederhana tanpa kirab.

Baca Juga: Rambah Digital, Keraton Solo Luncurkan Token Masa Crypto

1. Bawakan tarian Bedhaya Ketawang secara utuh.

Keraton Solo Tahun ini Gelar Jumenengan Raja Tanpa KirabTari Bedhaya Ketawang di Keraton Kasunanan Surakarta. (IDN Times/Larasati Rey)

Tamu undangan yang hadir sekitar 300 an orang. Meski digelar tak semeriah sebelumnya, pelaksanaan upacara adat tetap berlangsung dengan sakral. Salah satunya menjadi rangkaian jumenengan adalah Tari Bedaya Ketawang.

Tari Bedaya Ketawang ini dibawakan oleh sembilan gadis yang menari menghadap Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi kembali duduk di singgasana di Dampar Kencono.
Mereka pun juga disaksikan langsung oleh para tamu undangan yang hadir.

Bahkan Tari Bedaya Ketawang dibawakan secara utuh dengan durasi 1 jam 35 menit.

2. Tak ingin berpolitik

Keraton Solo Tahun ini Gelar Jumenengan Raja Tanpa KirabTari Bedhaya Ketawang di Keraton Kasunanan Surakarta. (IDN Times/Larasati Rey)

Adik Paku Buwana XIII, GKR Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng mengatakan untuk kali ini kirab tidak dilaksanakan, karena menjelang hari tenang pemilu. Ia juga mengakui jika untuk kali ini tamu yang diundang juga tidak banyak, karena jumenengan dilaksanakan di hari kerja, sehingga tidak banyak tamu yang bisa datang ke acara jumenengan.

"Karena ini sudah masuk hari tenang, serba menahan diri supaya tidak ada tunggangan politik. Justru pengalaman saya itu tidak menguntungkan keraton di sela acara jumenengan di Solo, Jawa Tengah, Selasa (6/2/2024).

3. Tamu yang diundang terbatas.

Keraton Solo Tahun ini Gelar Jumenengan Raja Tanpa KirabTari Bedhaya Ketawang di Keraton Kasunanan Surakarta. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, kerabat keraton KPH Eddy Wirabhumi mengatakan tamu yang diundang langsung oleh Raja PB XIII sekitar 300 orang. "Di luar undangan raja, kami mengundang 100 orang. Selain itu, juga ada perwakilan dari beberapa kementerian dan tamu dari luar negeri sahabat kami," katanya.

Dikesempatan yang sama Pengageng Perentah Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Dipokusumo mengatakan
kirab, sebetulnya merupakan atraksi budaya untuk mendukung pariwisata daerah. Namun, saat ini negara sedang memasuki persiapan pemilu.

"Sehingga, kami mengurangi kegiatan yang bersifat seremonial di publik. Meski sederhana, mudah-mudahan acara tetap khidmat," katanya.

Baca Juga: Sempat Ditunda, Upacara Adat Jumenengan Kraton Surakarta Tetap Digelar

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya