Muncul Lagi, Korban Bullying di Ponpes Gus Karim

Orang tua sampai pindahkan anaknya dari pondok.

Intinya Sih...

  • Orang tua korban kekerasan di Ponpes Az Zayadiyy buka suara terkait peristiwa dianiya anaknya oleh kakak kelas.
  • Anak korban trauma dan ketakutan hingga memilih pindah dari pondok karena pemalakan, pemukulan, dan perlakukan tidak manusiawi.
  • Ayah korban melaporkan kejadian tersebut ke pihak pondok pesantren dan kasus ini sudah sampai ke pengacara Hotman Paris Nasution.

Sukoharjo, IDN Times - Salah satu orang tua korban lain kekerasan atau bullying oleh kakak kelas di Ponpes Az Zayadiyy, Sukoharjo, Jawa Tengah mulai buka suara. Usai salah satu santri yakni Abdul Karim Putra Wibowo (13), meregang nyawa pada Senin (16/9/2023) karena dianiya oleh kakak kelas.

Ponpes milik guru ngaji Presiden Joko "Jokowi" Widodo yakni KH Abdul Karim tersebut hingga kini belum memberikan komentar resmi terkait peristiwa kekerasan dan bullying tersebut.

1. Dipalak dan disuruh cuci baju kakak kelas

Muncul Lagi, Korban Bullying di Ponpes Gus KarimPesantren Tahfidz Az-Zayadiyy, Sukoharjo. (IDN Times/Larasati Rey)

Salah satu santri yang sempat jadi korban tindak kekerasan dan bullying tersebut berinisial E (12), warga Desa Waru, Kecamatan Baki, Sukoharjo.

Kepada awak media, ayah E yang juga berinisial E (41) mengaku jika anaknya sudah trauma dan ketakutan saat mengenyam pendidikan di ponpes tersebut. Anaknya hanya bertahan selama dua bulan dari Juli hingga Agustus 2024 sebelum akhirnya memilih untuk keluar dari pondok yanh berlokasi di Sanggrahan, Sukoharjo.

E mengatakan jika anaknya mengalami pemalakan dari kakak kelasnya. Menurut pengakuan anaknya, jika permintaan kakak kelas tidak dipenuhi maka akan langsung dipukul. Dan kejadian tersebut berlangsung selama beberapa hari.

"Yang dialami anak saya, dua minggu setelah masuk pondok itu. Dia diminta anak kelas IX untuk melakukan pemalakan ke teman-temannya minta makanan. Anak saya tidak mau, malah dipukul. Terus anak saya memberikan bekal-bekal dari rumah dikasihkan ke kakak kelasnya itu," ujar ayah E, Kamis (19/9/2024).

Tak hanya itu, anaknya juga disuruh untuk mencucikan baju kakak kelas dan disuruh untuk memijat.

"Pernah juga anak saya dimasukan ke dalam kamar dan dikunci, lalu dipukuli oleh 3-4 anak. Setelah sempat jatuh diinjak perut dan kepalanya," ungkapnya.

2. Sempat mengadu ke pihak ponpes

Muncul Lagi, Korban Bullying di Ponpes Gus Karimpexels.com/Photo by Mikhail Nilov

Ayah E mengaku mengetahui adanya kejanggalan pada anaknya lantaran adanya perubahan perilaku. Dimana E lantaran sering murung dan tidak mau duduk di ruang tamu atau tengah. Langsung masuk ke dalam kamar dan dikunci.

Mengetahui kejanggalan tersdbut, saat ada jadwal sambangan ke pondok, ayahnya mengetahui jika ada salah satu teman anaknya yang keluar.

"Saya sempat menghubungi temannya itu kenapa kok keluar, di pondok kenapa. Terus mereka bertanya ke istri 'tante apa nggak diceritain anaknya' lalu dijawab istri 'diceritain apa mas', dijawab temannya 'anaknya juga dipukuli," paparnya.

"Saya sambang pondok itu, ada luka lebam di tangan dan leher. Katanya digigit semut sama jatuh saat bawa galon," sambungnya.

3. Respons pondok dinilai kurang memuaskan

Muncul Lagi, Korban Bullying di Ponpes Gus KarimRumah duka korban bullying ponpes Pesantren Tahfidz Az-Zayadiyy, Sanggrahan, Sukoharjo. (IDN Times/Larasati Rey)

Usai mengetahui kejadian tersebut, Ayah E kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak pondok pesantren. Ayah E bahkan mengumpulkan sejumlah data dan saksi untuk menguatkan jika adanya perundungan di pondok milik guru ngaji Presiden Jokowi tersebut.

"Waktu itu terkumpul lima orang yang berani speak up menghadap ke ketua yayasan. Kita menceritakan itu semua tapi tanggapannya 'namanya pembullyan di pondok itu sudah biasa bu'. Terus saya cari waktu untuk jemput anak dan tak bawa ke psikolog agar bisa bercerita semua," jelasnya.

Bahkan setelah kejadian dipukulan, anaknya sudah datang ke keamanan pondok kalau bersama teman-temannya dipukuli. Tapi dari pihak keamanan justru menyampaikan kalau malasah ini tersebut diselesainya secara bersama-sama. Pihak keamanan juga meminta agara kejadian tersebut tidak diceritakan teman-temanya. Dan meminta untuk bilang betah di pondok, jika ditanya.

"Harus jaga nama baik sekolah, itu yang tersimpan di memori anak saya. Ketika saya tanya awal sebelum tak ajak ke psikolog, kalau ditanya jawabannya harus jaga nama baik pondok. Ada juga yang menyampaikan 'sudah ikuti saja kakak kelas, yang penting aman," pungkasnya.

Kasus kekerasan dan pembullyan ini ternyata juga sudah sampai ke salah satu pengacara kondang Hotman Paris Nasution. Melalui akun instagramnya @hotmanparisofficial yang memposting salah satu permintaan dari netizen yang mengaku jika adiknya meninggal di pondok pesantren Az Zadiyiyy Solo. Hotman pun siap mengirimkan Tim Hotman911 untuk menindaklanjuti.

Baca Juga: Santri Gus Karim Diduga Jadi Korban Bullying Hingga Tewas

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya