TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Heboh, Thermogun Merusak Otak! Ini Penjelasan Lengkap dari Sisi Iptek

Harus tahu bedanya thermogun klinik dan thermogun industri

Pengukuran suhu tubuh sebelum melaksanaan rapid test massal di Kelurahan Klandasan Balikpapan. Dok.IDN Times/bt

Semarang, IDN Times - Isu alat ukur suhu atau kerap disebut thermogun dapat merusak otak sedang ramai diperbincangkan belakangan ini. Kabar itu menjadi viral lantaran pada masa pandemik virus corona (COVID-19) ini thermogun menjadi media penunjang penerapan protokol kesehatan, yakni untuk mengukur suhu tubuh sebelum beraktivitas.

Baca Juga: Batal Tutup, PN Semarang Buka dan Berlakukan Protokol Kesehatan Ketat

1. Thermogun menjadi media penerapan protokol kesehatan COVID-19

Alat pengukur suhu tubuh besutan dosen UGM. Dok: Humas UGM

Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia Badan Standardisasi Nasional (BSN), Ghufron Zaid mengatakan, thermogun adalah salah satu alat ukur suhu yang sering dijumpai oleh masyarakat pada masa pandemik COVID-19.

‘’Kerja thermometer gun atau thermogun ini menggunakan metode nonkontak. Artinya, bahwa pengukuran suhu dilakukan tanpa menyentuh objek yang diukur,’’ ungkapnya melalui keterangan resmi kepada IDN Times, Rabu (22/7/2020).

2. Ada dua jenis thermogun, yakni thermogun klinik dan thermogun industri

Salah satu orang asing yang melakukan thermal gun setelah dibawa ke pos 2 setelah melintas tanpa menggunakan masker (IDN Times/Ayu Afria)

Ghufron menyebut ada dua jenis thermogun yang beredar di masyarakat, yakni thermogun klinik dan thermogun industri. Thermogun klinik untuk mengukur suhu tubuh manusia, sedangkan thermogun industri untuk mengukur suhu benda yang sulit dijangkau tangan manusia.

‘’Thermogun industri sering digunakan untuk mengukur suhu benda yang letaknya tinggi seperti trafo listrik atau benda yang berbahaya untuk didekati karena suhunya sangat tinggi, misalnya pada proses peleburan logam,’’ imbuhnya. 

Namun, lanjut dia, pada dasarnya kedua termometer nonkontak tersebut memiliki prinsip yang sama, yaitu menangkap panas yang dipancarkan oleh objek ukur. Secara alami dan sesuai dengan hukum fisika, setiap benda termasuk tubuh manusia akan memancarkan panas. 

“Panas inilah yang kemudian ditangkap oleh sensor yang ada di dalam thermogun tersebut. Sehingga, tidak heran thermogun juga dikenal dengan nama infrared thermometer, karena panas yang dideteksi oleh sensor tersebut berada pada panjang gelombang cahaya inframerah (infrared),’’ terang Ghufron.

3. Rentang ukur dan jarak ukur thermogun klinik dan thermogun industri berbeda

Ilustrasi thermogun klinik dan thermogun industri. Dok. Badan Standarisasi Nasional

Adapun perbedaan antara thermogun klinik dan thermogun industri adalah rentang ukur dan jarak ukurnya. Thermogun klinik mempunyai rentang ukur 32-42 derajat celcius, dengan akurasi sampai dengan 0,2 derajat celcius. Sedangkan, thermogun industri mempunyai rentang ukur yang lebih besar, sampai dengan 500 derajat celcius atau lebih, dengan akurasi sampai dengan 1,5 derajat celcius.

Agar akurat, jarak ukur thermogun klinik tidak bisa terlalu jauh. Umumnya pabrikan memberikan informasi tersebut di dalam petunjuk manual, yang kisarannya antara 1-10 cm.

Berbeda dengan thermogun klinik, thermogun industri dapat digunakan untuk mengukur suhu dari jarak jauh. Caranya, dengan mengarahkan thermogun industri tepat ke titik pengukuran dengan lebih baik, maka pabrikan melengkapinya dengan laser.

“Jadi laser di sini hanya dipakai untuk membantu mengarahkan atau alignment saja, bukan untuk mengukur suhu benda yang diukur,” imbuhnya.

Baca Juga: Hoaks! Ini Fakta dan Bukti Sinar Thermal Gun Tidak Bisa Merusak Otak

Berita Terkini Lainnya