TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Pasien Omicron di Semarang, Terkonfirmasi Negatif karena Salah Ketik

Kapten Maryono tertular COVID-19 saat karantina

Pasien terduga Omicron dievakuasi dari Green Bay Pluit, Jakarta Utara pada Selasa (28/12/2021). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Semarang, IDN Times - Pekan lalu Dinas Kesehatan Kota Semarang mengumumkan bahwa ada empat warga Ibu Kota Jawa Tengah yang terinfeksi positif COVID-19 varian Omicron. Salah satunya itu adalah Maryono, warga Semarang yang terkonfirmasi tertular varian baru virus corona dari hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).

Baca Juga: 3 Jurus Tangkal COVID-19 Omicron di Semarang, Jangan Lengah Lur! 

1. Satu pasien Omicron adalah kapten kapal laut

Kapal fregate HMS Richmond F239 yang mampir ke Jakarta pada 8 Oktober 2021 lalu. Kapal ini memiliki kemampuan mendeteksi dan menghancurkan kapal selam (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Pria yang berprofesi sebagai kapten kapal laut itu pulang bertugas dari Qatar, Timur Tengah dan melakukan karantina di Rusun Nagrak Cilincing Jakarta selama sembilan hari. Namun, setelah usai karantina bukan terbebas dari COVID-19, ia malah terpapar virus corona varian Omicron dan menulari keluarganya.

‘’Semua ini karena ada kekeliruan yang dilakukan petugas kesehatan di Rusun Nagrak tempat saya karantina. Petugas itu salah ketik hasil swab yang seharusnya positif malah ditulis negatif,’’ ungkapnya saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (25/1/2022).

Secara kronologis, ia mulai karantina pada tanggal 30 Januari 2021 seusai pulang dari Qatar. Saat mulai karantina ia melakukan swab pertama dan hasilnya terkonfirmasi negatif COVID-19. Maryono pun melakukan karantina bersama empat orang lainnya di dalam satu ruangan.

2. Tertular saat menjalani karantina di Rusun Nagrak

Ilustrasi ruang isolasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

‘’Namun, di tengah masa karantina salah satu orang dalam ruangan saya ada yang positif. Ia anak Makassar, seorang kadet yang juga baru datang dari Dubai dan belum pernah vaksin,’’ tuturnya.

Setelah kadet tersebut diisolasi, Maryono pindah ke kamar lain. Namun, pada hari ke-3 karantina ia merasakan gejala batuk dan tidak enak badan. Ia pun tetap melakukan karantina hingga hari ke-8.

"Pada hari ke-8 itu saya kembali di swab yang kedua dan jika hasilnya negatif saya boleh pulang. Pada hari ke-9 saya terima hasil swab kedua, hasilnya negatif. Setelah itu saya diizinkan dan mendapat surat pulang. Namun, saat saya pulang masih ada satu teman yang belum boleh pulang karena hasil swab kedua belum keluar,’’ jelasnya.

3. Pulang ke Semarang dengan kondisi tidak enak badan

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Maryono pun pulang ke Semarang. Sesampai di rumah ayah dua anak ini masih merasakan tidak enak badan. Ia pun berinisiatif melakukan tes swab ulang dan ternyata hasilnya positif. Ia pun mengkonfirmasi ke teman yang berada di dalam satu ruang dengannya.

‘’Setelah dapat hasil swab saya konfirmasi ke teman sekamar saya. Ia bilang kalau juga positif sehingga tidak bisa pulang dan masih berada di tempat karantina. Ia cerita ternyata di daftar hasil swab yang dilakukan Rusun Nagrak ternyata saya juga positif. Setelah diselidiki dan ditanyakan ke pengelola Rusun Nagrak ternyata banyak kejadian salah ketik pada waktu bersamaan,’’ jelas Maryono.

Menurut dia, jika dirunut kejadian selama masa karantina ia tertular dari kadet yang terkena COVID-19 di kamar pertama ia karantina.

Baca Juga: 2 Pasien Luar Kota Positif Omicron Dirawat di Semarang 

Berita Terkini Lainnya