TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meninggal Positif Corona, Susiana Tak Merawat Pasien COVID-19 Semarang

PPNI Semarang: tak jelas siapa yang menulari atau tertulari

Ilustrasi nakes APD (ANTARA FOTO/Fauzan)

Semarang, IDN Times - Meninggalnya perawat RSUP Dr Kariadi Semarang, Susiana Marlia Dewi (35) karena COVID-19 pada Minggu (19/7/2020) membawa duka dan empati terutama dari para teman sejawatnya. Diketahui ternyata Susiana bukan perawat pasien virus corona. Kini suami dan anaknya tengah melakukan isolasi mandiri, lantaran tertular positif COVID-19.

Baca Juga: Perawat di Semarang Meninggal karena Corona, Suami dan Anak Diisolasi 

1. Perawat Susiana bekerja merawat pasien non-virus corona di RSUP Dr Kariadi Semarang

Perawat RSUP Dr Kariadi Semarang meninggal dunia karena COVID-19. Dok. RS Dr Kariadi

Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Semarang, Junait berkisah perjuangan profesi tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien baik virus corona maupun yang tidak di pelayanan kesehatan. Susiana diketahui merawat nonpasien COVID-19 di RSUP Dr Kariadi Semarang.

‘’Seperti kasus meninggalnya perawat Susiana, di RS Dr Kariadi dia (Susiana) justru merawat pasien non-virus corona di bangsal psikiatri. Hingga kini kita tidak tahu secara pasti apakah penularan kepada korban saat bertugas atau di luar tugas sebagai perawat. Sebab, disamping jadi perawat dia juga masyarakat yang berinteraksi dengan warga lainnya,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times melalui telepon, Selasa (21/7/2020).

Namun, lanjut Junait, apabila memang almarhum tertular oleh pasien non-COVID-19 di rumah sakit, PPNI juga tidak bisa menjamin semua pasien yang dirawat negatif dari virus corona.

Sebab, faktanya Susiana mengalami sakit dan dirawat hingga meninggal dunia. Selain itu, saat ini suami serta anaknya juga positif COVID-19 dan sedang diisolasi.

‘’Jadi, sebenarnya tidak jelas siapa yang menulari atau tertulari,’’ imbuhnya. 

2. Ada 10 ribu perawat di Semarang yang bertugas dalam penanganan COVID-19

Tenaga medis bersiap untuk melakukan intubasi pasien dengan penyakit virus korona (COVID-19) di unit perawatan intensif penyakit virus korona (COVID-19) United Memorial Medical Center di Houston, Texas, Amerika Serikat, Senin (29/6/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Callaghan O'Hare

Untuk diketahui, saat ini dari 10.000 anggota DPD PPNI Kota Semarang sebagian ditugaskan sebagai garda terdepan dalam penanganan COVID-19 baik di rumah sakit rujukan maupun di rumah isolasi. Seperti di rumah dinas Wali Kota Semarang, kantor Diklat Kota Semarang, dan Hotel Kesambi Hijau.

Sejauh mereka bertugas sudah ada 3 perawat yang meninggal dunia dan 4 positif suspek. 

‘’Kami menerjunkan perawat dan relawan untuk bertugas di rumah isolasi. Jumlah tepatnya berapa yang bertugas dalam penanganan COVID-19 saya belum mencatat. Namun, sesuai prosedur mereka bertugas secara tim bergantian dan diatur shift dengan tim yang lain. Ya, tugas mereka seperti di medan perang sedang bertempur. Ada yang tugas jaga, tapi jika ada yang istirahat sudah ada yang back up atau menggantikan terus begitu, sebab kalau tidak seperti itu berat,’’ jelasnya.

3. Angka keterisian tempat tidur tinggi di Semarang untuk perawatan pasien virus corona

Ilustrasi Tenaga Medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Junait menuturkan bahwa COVID-19 tak bisa dianggap remeh. Dalam bertugas para tenaga kesehatan tersebut juga menggunakan baju hazmat sebagai alat pelindung diri (APD).

Mereka mengenakan pakaian tersebut dan diharuskan bertugas selama berjam-jam. Belum lagi, ketika hendak melepas baju ada mekanisme atau prosedur khusus agar virus corona yang menempel tak menyebar sebelum APD dimusnahkan. 

Saat kondisi, tambah Junait, kasus pasien positif COVID-19 terus melonjak jumlahnya, bed occupancy rate (BOR) atau angka keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan cukup tinggi. Setiap hari ada orang yang terdeteksi positif virus corona dalam keadaan suspek masuk rumah sakit untuk dirawat.

‘’Jadi, setiap saat ruang penuh pasien positif, kemudian dirawat hingga negatif atau sembuh dari virus corona lalu pulang. Belum lama kemudian, ruang yang kosong terisi lagi dengan pasien positif baru, terus seperti sekarang ini,’’ ungkapnya yang juga Komite Keperawatan di RSUP Dr Kariadi Semarang. 

Baca Juga: Insentif Tenaga Medis COVID-19 Semarang Cair Juni 2020 untuk 3 Bulan

Berita Terkini Lainnya