TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasar Jadi Tempat Penularan 47 Klaster Keluarga COVID-19 di Semarang

Merata di 16 kecamatan sejak April 2021 sampai sekarang

ilustrasi tenaga kesehatan dan keluarga pasien (ANTARA FOTO/Fauzan)

Semarang, IDN Times - Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat ada 47 klaster keluarga yang muncul di Kota Semarang. Klaster COVID-19 tersebut jumlahnya di 16 kecamatan yang ada di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Semarang Naik Tajam Usai Lebaran, Sudah 19 Meninggal

1. Kasus COVID-19 klaster keluarga meningkat sejak April 2021

ilustrasi petugas Puskesmas saat sosialisasi di Sekolah Tunas Global, Depok, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Klaster keluarga mendominasi klaster penyebaran COVID-19 di Kota Semarang. Adapun, penularan virus corona dari klaster keluarga semakin masif sejak bulan April 2021.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, sejak adanya COVID-19 di Semarang tahun lalu jumlah klaster keluarga memang sudah banyak. Saat April 2021, penambahan pasien terkonfirmasi positif dari klaster keluarga terus meningkat dan hingga kini masih belum bisa dihentikan penyebarannya.

‘’Munculnya kasus baru positif COVID-19 ini rata-rata dari anggota keluarga yang memiliki mobilitas tinggi. Mereka berisiko menularkan virus corona pada anggota keluarga lainnya,’’ ungkapnya dalam rekaman resmi yang diterima IDN Times, Rabu (19/5/2021).

2. Penularan klaster keluarga berasal dari mobilitas dari pasar

Warga dengan masker memilih sayuran di pasar tradisional Pondok Labu, Jakarta, Minggu (7/6).(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Berdasarkan analisa penelusuran kasus COVID-19 dari klaster keluarga tadi, mobilitas anggota keluarga yang menularkan virus corona paling banyak setelah dari pasar. 

‘’Dari beberapa orang yang sudah di-tracing, sebagian besar mengungkapkan jika mereka habis dari pasar. Sehabis dari pasar, salah satu anggota keluarga tersebut pulang dan menulari beberapa anggota keluarganya. Penularan di rumah kemudian muncul klaster keluarga,” jelas Hakam. 

Klaster keluarga, imbuh Hakam, membuat grafik kasus COVID-19 di Kota Semarang kian naik. Pasien yang masuk klaster keluarga lebih banyak ditangani di tempat isolasi rumah dinas wali kota, karena tidak memiliki gejala klinis yang berat.

Baca Juga: Opor Buat Pasien COVID-19, Tanda Klaster Keluarga Meluas di Semarang

https://www.youtube.com/embed/rBdJwS-tXHM
Berita Terkini Lainnya