Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Dewasa ini perkembangan teknologi dan digitalisasi harus diketahui dan diikuti oleh masyarakat, tak terkecuali oleh generasi muda. Hal ini berlaku juga bagi taruna kemaritiman untuk tahu tentang perkembangan di industri perkapalan.
1. Industri perkapalan sudah mengalami banyak kemajuan
IDN Times/Anggun Puspitoningrum Saat ini industri perkapalan berbeda dengan zaman dulu. Hampir semua elemen di industri ini sudah menerapkan digitalisasi dan teknologi.
Head of Crew Service Centre (CSC) PT Bernhard Schulte Shipmanagement Indonesia, Capt Akhmad Subaidi M.Mar, mengatakan di zaman digitalisasi pada industri perkapalan sudah menerapkan hal tersebut.
"Digitalisasi sudah jalan salah satunya maps atau navigasi elektronik. Bahkan, peta laut yang awalnya manual sekarang sudah digital. Artinya, industri perkapalan sudah meninggalkan yang berbau konvensional," ungkapnya dalam webinar yang digelar Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin), Jumat (25/9/2020).
Baca Juga: Kemnaker Transformasikan Kejuruan Menjahit Jadi Fashion Technology
2. Semua operasional di industri perkapalan dioperasikan secara digital
IDN Times/Anggun Puspitoningrum Selain peta laut, pengukuran dalam cargo handling juga tidak lagi secara manual. Semua sudah berubah dari analog ke digital.
"Melalui cargo control room semua dapat dilihat berada tangki yang ada di sana. Tidak seperti dulu lagi mau ngecek kargo harus buka tangki. Sehingga sangat pesat sekali digitalisasi di industri perkapalan," tuturnya.
Bahkan, lanjut Subaidi, pelaporan kedatangan kapal juga sudah online, surat izin berlayar juga online, semua full digital. "Ini yang perlu disadari oleh taruna, selain harus melek teknologi juga perlu situasi.
3. Taruna kemaritiman harus punya inisiatif mempelajari hal-hal baru
IDN Times/Anggun Puspitoningrum Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Situasi dalam hal ini diartikan setiap taruna harus punya inisiatif untuk mempelajari hal-hal baru di industri perkapalan. Adapun, sesuatu yang baru dan perlu diketahui, yaitu tentang cyber security.
"Ada undang-undang kerahasiaan IT yang taruna harus tahu. Meski belum berlaku di Indonesia, tapi ini sudah diterapkan di Eropa. Misalnya, pelaut tidak boleh mengunggah foto posisi pelabuhan dan tidak boleh mengunggah data cargo. Sebab, ini rawan," katanya.
Maka itu, taruna perlu mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia industri, apalagi bagi yang mengenyam pendidikan di sekolah kejuruan. Dari Prodi (program studi) Nautika, Teknika, dan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga (KPN) yang ada di Polimarin misalnya, bisa bekerja di banyak sektor dalam bekerja.
4. Peluang kerja lulusan maritim terbuka lebar
Petugas BMKG. (IDN Times/Fariz Fardianto) "Adapun, terkait peluang pekerjaan untuk lulusan maritim banyak banget seperti pertambangan, survei kapal, pelabuhan, syahbandar, pariwisata apalagi. Tidak usah khawatir, tapi yang perlu diperhatikan ya tantangannya itu," imbuhnya.
Pada webinar yang mengangkat tema "Mempersiapkan SDM Kemaritiman yang Berkompeten dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi dan Digitalisasi di Industri Perkapalan" itu juga hadir Agus Dwi Warsa M.Mar dari Fleet Departement PT Indobaruna Bulk Transport dan Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kerjasama Polimarin, Ario Hendartono S.Pd M.Pd.
Selain itu, juga didukung Yonkorpstar Polimarin, Polimarin International Office, BSM, Direktorat Mitras Dudi (Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri), serta Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementrian Pendidikan Budaya RI
Baca Juga: Stasiun Meteorologi Maritim Ajak Mahasiswa USM Rancang Aplikasi Cuaca