TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pilu! Jurnalis di Semarang Kena COVID-19, 4 Kali Swab Masih Positif

"Virus corona ini benar-benar nyata dan ada!"

Ilustrasi rapid test COVID-19. ANTARA FOTO/Jojon

Semarang, IDN Times - Bekerja di luar rumah pada masa pandemik COVID-19 cukup berisiko. Apalagi, jika memiliki mobilitas tinggi dan harus bertemu banyak orang. Seperti yang dijalani jurnalis di Semarang, Jawa tengah.

1. Tes swab 4 kali masih belum negatif virus corona

Wartawan penyintas COVID-19 di Semarang menceritakan tentang pengalamannya selama terinfeksi virus corona di saluran YouTube. IDN Times/YouTube BeritaJatengNet.

Jika sudah terkena COVID-19, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Nasib nahas itu menimpa Fahmi Insetyonoto, jurnalis Gatra.com di Kota Semarang Jawa Tengah. Lelaki yang akrab disapa Totok itu tengah berjuang melawan virus corona yang menyerang tubuhnya di rumah isolasi Gedung Diklat Pemerintah Kota Semarang.

Ia sudah hampir satu bulan berstatus sebagai pasien positif COVID-19. Bahkan sudah empat kali tes swab dijalani. Akan tetapi, hingga Selasa (1/12/2020) belum mendapatkan pernyataan bahwa dirinya negatif dari COVID-19.

Baca Juga: 11 Pedagang Terpapar COVID-19, Pasar Gede Kota Solo Ditutup 7 Hari

2. Totok merasa sudah menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dengan ketat

Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Melansir wawancara pada saluran YouTube BeritaJatengNet yang ditayangkan, Senin (30/11/2020), Totok mengisahkan pengalamannya.

‘’Alhamdulillah, ini sudah tes swab yang keempat dan hasilnya innalillahi masih positif (COVID-19). Belum diberikan kesembuhan dan masih diuji sama Allah SWT,’’ ungkapnya, Selasa (1/12/2020).

Totok menuturkan, dia tidak menyangka bakal terinfeksi virus corona lantaran merasa sudah berhati-hati menjaga diri dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

‘’Selama bertugas sebagai jurnalis di masa pandemik saya sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Memakai masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan. Begitu saya sampai rumah juga langsung cuci tangan, karena di depan rumah saya sediakan tempat cuci tangan,’’ tuturnya, Selasa (2/12/2020). 

Namun, lanjutnya, jika akhirnya terkena COVID-19 mungkin ini takdir Allah SWT.

‘’Selama ini kan saya sering memberitakan covad-covid terus. Eh ini malah merasakan langsung bagaimana rasanya terkena virus corona dan ternyata penyakit ini begitu dahsyat,’’ imbuh Totok.

3. Sebelum positif COVID-19 masih liputan di lapangan dan singgah di pressroom

Ilustrasi Jurnalis (IDN TImes/Arief Rahmat)

Setelah menjadi pasien COVID-19, hikmah yang dapat diambil Totok adalah menjadi lebih berempati dengan orang-orang yang terkena penyakit.

‘’Sebagai jurnalis saya lebih berempati jika nanti menulis tentang virus corona,’’ ujarnya.

Ketika ditanya dia tertular dari mana, Totok mengaku tidak tahu sebab aktivitas liputan di lapangan juga berkurang karena narasumber juga membatasi pertemuan tatap muka. Hanya saja, dirinya kadang kala masing nongkrong di pressroom DPRD Jawa Tengah atau liputan aksi unjuk rasa jika diaggap menarik untuk ditulis menjadi berita.

Meski demikian, dalam melakukan aktivitas tersebut, dirinya selalu mematuhi protokol kesehatan, seperti menghindari kerumunan, selalu mencuci tangan, dan tetap memakai masker.

‘’Sangat sulit jika ditelusuri tertular dari mana. Saya nggak paham dan nggak tahu kena di mana. Liputan saja kalau ada acara Pak Gubernur. Kalau di persroom bisa jadi, karena di sana banyak orang atau wartawan yang keluar masuk habis liputan dari mana saja. Namun, selama di pressroom masker selalu saya pakai,’’ jelas Totok. 

4. Sebelumnya Totok didiagnosa terjangkit sakit tipes

Ilustrasi Lorong Rumah Sakit (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Hingga akhirnya pada suatu hari, tepatnya awal November 2020 dia merasakan badannya demam. Dari gejala itu dia periksa ke dokter dan didiagnosa mengalami sakit tipes.

‘’Saya diberi obat, setelah saya minum bukannya demam turun malah lambung saya perih. Akhirnya, saya ke rumah sakit dan sudah bawa baju untuk opname. Sampai di UGD saya disarankan ke poliklinik untuk dites darah dan benar tipes. Saya pengin mondok, tapi dokter bilang harus rontgen dan periksa banyak hal,’’ katanya. 

Setelah pulang, Totok berkonsultasi dengan dokter yang dia kenal di Puskesmas Tlogosari Kulon dan disarankan melakukan tes swab. Petugas puskesmas datang ke rumah untuk tes swab dan dua hari kemudian keluar hasilnya Totok dinyatakan positif COVID-19 tepat tanggal 5 November 2020.

‘’Dari awal saya sudah siap untuk menerima kabar jika hasilnya positif dan istri saya juga sudah paham. Setelah tahu awalnya pengin isolasi di rumah dinas wali kota Semarang, tapi akhirnya saya milih di RSUD KRMT Wongsonegoro untuk menghindari kekhawatiran tetangga. Saya naik taksi online ke rumah sakit, moga-moga drivernya tidak tertular karena pikiran saya tidak sampai ke sana,’’ ungkapnya. 

5. Hindari emosi atau banyak pikiran saat menderita COVID-19

Ilustrasi trauma. IDN Times/Dwi Agustiar

Ketika masuk rumah sakit tidak ada hal lain yang disiapkan Totok selain mental, ikhlas dan pasrah atas apa yang dialami. Pada hari pertama di rumah sakit. ia sempat sesak mnapad dan dipasangi oksigen. Selama 10 hari dirinya berada di ruang isolasi sendirian. Ketika kondisi lebih baik baru pindah ke Gedung Diklat Pemkot Semarang. 

‘’Penyakit ini memang njengkeli (red: menjengkelkan), emosi dikit langsung drop lagi. Dampaknya, kepala langsung pening dan pusing kemudian ulu hati rasanya perih,’’ ujarnya yang selama isolasi menghabiskan banyak waktu dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan mengaji.

Semakin menyedihkan saat Totok masih isolasi, istri dan anaknya juga terinfeksi COVID-19. Namun, mereka memilih isolasi di rumah.

‘’Kondisi mereka secara fisik baik tidak ada gejala, bahkan anak saya setelah dua kali swab sudah negatif. Namun, istri saya sudah empat kali swab masih positif. Hingga kini kami terus berkomunikasi saling mengabarkan setiap hari telepon,’’ katanya. 

Baca Juga: Kecapekan Tertibkan Prokes, Lurah Rowosari Semarang Meninggal COVID-19

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Berita Terkini Lainnya