TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kabar Pencurian Tinggalkan Simbol Misterius Resahkan Warga Jateng

Ganjar minta TNI Polri tindak tegas pelaku kejahatan

Ilustrasi (IDN TImes/Sukma Shakti)

Boyolali, IDN Times - Di tengah pusingnya masyarakat menghadapi wabah pandemik COVID-19, warga Jawa Tengah khususnya di wilayah Solo Raya merasa resah dengan kabar maraknya pencurian oleh pelaku yang meninggalkan simbol misterius di lokasi sasaran.

Kabar tersebut marak beredar dibagikan di WhatsApp grup. Ada bermacam-macam simbol misterius, kode para maling yang beredar di WhatsApp, di Klaten misalnya lambang yang beredar yakni XXX yang terpampang di dinding rumah warga, sementara di Solo warga juga digegerkan dengan lambang bulatan dengan cat pilox disertai lambang anak panah.

Hal yang sama juga beredar diantara warga Boyolali, Jawa Tengah.

Baca Juga: Tega, Tetangga Sendiri Dalangi Pencurian Sapi di Kebumen

1. Warga resah kabar beredar di WhatsApp adanya pencurian yang makin marak

Pexels.com/Anton

Sejak sepekan terakhir warga di Boyolali resah dengan kabar tindak kejahatan yang marak terjadi di wilayah mereka. Kabar yang beredar melalui WhatsApp grup diantaranya yakni marak aksi pencurian hewan ternak hingga hingga pembegalan.

Warga semakin khawatir dengan beredarnya kabar komplotan pencuri meninggalkan simbol misterius semacam kode di rumah yang disasar sebelum melakukan aksinya.

"Hampir tiap malam beredar kabar terjadi pencurian, warga beberapa hari ini siaga penuh ronda malam," kata Argo warga Desa Mudal Boyolali. "Kabarnya ada lambang yang menandakan rumah tersebut merupakan sasaran pencurian," tambahnya.

Bahkan sejak beberapa hari terakhir warga juga mengaku melakukan kejar-kejaran dengan para pencuri yang terpergok akan melakukan aksinya.

Selain memperketat penjagaan, warga juga mendirikan portal-portal di pintu masuk dusun, ini untuk mengantisipasi agar tidak ada orang yang masuk ke dusun mereka.

2. Kabar pencurian dan tindak kejahatan banyak diantaranya merupakan hoaks

(Ilustrasi hoaks) IDN Times/Sukma Shakti

Sementara itu menindaklanjuti keresahan masyarkat tersebut Polres Boyolali meningkatkan patroli untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat di tengah wabah COVID-19.

"Hal tersebut merespons dinamika yang berkembang di masyarakat akhir-akhir ini, dampak wabah COVID-19 yang memengaruhi semua aspek kehidupan masyarakat," kata Kepala Polres Boyolali AKBP Rachmad Nur Hidayat.

Bahkan, kata Kapolres, hal tersebut termasuk di antaranya ramainya informasi di media sosial tentang tindak pidana kriminalitas khususnya pencurian.

"Kami menerima laporan memang ada kasus pencurian, tetapi mayoritas yang beredar di media sosial itu tidak benar atau hoaks," kata Kapolres.

Oleh karena itu, Polres Boyolali hingga sekarang terus meningkatkan kegiatan patroli dengan mengerahkan secara maksimal anggotanya untuk mengantisipasi adanya tindak kejahatan di wilayah hukumnya.

Kapolres menjelaskan patroli dilaksanakan secara dialogis, sekaligus mengimbau masyarakat untuk bijaksana dalam menerima dan mengirim informasi melalui media sosial.

"Kami memantau saat ini sedang ramai beredar di media sosial yang isinya informasi ada tindak pidana pencurian. Pelaku tertangkap dan lain-lain berita yang menghebohkan dan meresahkan masyarakat," katanya.

Menurut dia, berita- berita tersebut sebagian besar tidak benar atau hoaks, sengaja diciptakan oknum untuk memperkeruh situasi di tengah wabah COVID-19.

3. Warga main hakim sendiri aniaya orang gangguan jiwa sampai tewas

Apiislam.blogspot.com

Bahkan keresahan masyarakat tersebut mengakibatkan adanya main hakim sendiri oleh sekelompok warga. Seorang pria Arjuna Veri (47), warga Jalan Limbungan Kecamatan Rumbai pesisir, Pekanbaru, Riau, tewas akibat amuk massa di kawasan Cikalan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Buntut tewasnya pria tersebut Polres Boyolali melakukan pemeriksaan terhadap sembilan orang yang diduga melakukan penganiayaan terhadap korban.

Korban yang belakangan diketahui orang yang mengalami gangguan jiwa dan merupakan pasien Yayasan Charis, Magelang ini menjadi korban amuk massa.

Kronologi kejadian bermula saat korban berada di sekitar pom mini Jalan Ngangkruk-Banyudono, pada Jumat (24/4) dini hari. Bersamaan itu, warga sedang ramai-ramainya melakukan upaya penjagaan dan pengamanan wilayahnya masing-masing karena informasi yang beredar banyak terjadi pencurian.

Warga setempat yang tidak mengenal korban, kemudian menanyakan tujuan datang di lokasi itu. Korban saat ditanya warga, jawabannya selalu berubah-ubah dan mencurigakan. Warga akhirnya emosi melakukan penganiayaan terhadap korban.

Kasubag Humas Polres Boyolali AKP Joko Widodo, Minggu, mengatakan sembilan pelaku yang melakukan penganiayaan enam orang di antaranya ditahan di Mapolres untuk proses hukum, sedangkan tiga lainnya tidak ditahan karena masih di bawah umur.

4. Ganjar minta aparat TNI-Polri tindak tegas pelaku kejahatan di masa Pandemik COVID-19

Ilustrasi tangan yang diborgol. (Unsplash/Niu Niu)

Maraknya laporan adanya peningkatan tindak kejahatan di wilayah Jawa Tengah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta jajaran TNI dan Polri untuk menindak tegas para pelaku kejahatan yang beraksi saat wabah COVID-19.

Ganjar mengatakan beberapa pekan terakhir masyarakat di wilayah Jawa Tengah resah dengan kabar maraknya tindak kejahatan. Ganjar meminta aparat keamanan untuk tak ragu menindak pelaku kejahatan yang beraksi saat wabah COVID-19 ini.

"Pak Kapolda dan Pangdam sudah rapat dan beliau mengatakan 'Pak Gubernur percayakan pada kami'. Saya bilang, kalau ada kejahatan tindak tegas tidak usah ragu-ragu, kalau dia melawan 'dor' (tembak) saja," kata Ganjar, Rabu kemarin.

Hal tersebut disampaikan Ganjar karena menerima banyaknya keluhan dari masyarakat mengenai maraknya pencurian hingga pembegalan.

Baca Juga: Ibu Hamil di Boyolali Positif COVID-19, Batuk-batuk Saat Akan Operasi

Berita Terkini Lainnya