TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pelajar Dilibatkan Dalam Gerakan Pencegahan Stunting 

Libatkan perguruan tinggi melakukan riset

firstdiscoverers.co.uk

Laporan Rudal Afgani

Purwokerto, IDN Times - Sebanyak 100 pelajar dari 20 sekolah di Banyumas dan Purbalingga terlibat dalam riset pencegahan stunting yang diinisisi Fakultas Kesehatan Unsoed dan Kementerian Kesehatan RI. Mereka dibekali pengetahuan mendalam tentang apa itu stunting dan bagaimana pencegahannya.

Baca Juga: 76 Balita Stunting di Batang Diintervensi Pemberian Makanan Tambahan

1. Stunting persoalan mendesak untuk dituntaskan

Techno.ID

Siti Masfiah, Ketua Penelitian Mobilisasi Stunting mengatakan, persoalan stunting semakin mendesak untuk dituntaskan karena mengancam kualitas sumber daya manusia. "Stunting bukan saja memengaruhi tinggi badan, tetapi juga kemampuan kognisi anak," kata dia.

Dengan kata lain, stunting menjadi satu di antara hambatan untuk mencapai target pembangunan manusia sesuai visi misi Presiden Jokowi pada periode kedua. "Pada skala makro, stunting bisa menghambat program pemerintah, kan tagline pemerintahan Jokowi kemarin Indonesia Maju ya, nah ini bisa menghambat kemajuan," ujar Siti.

2. Selain Unsoed masih ada 9 universitas untuk melakukan riset

International Journal of Epidemiology tahun 2017

Karena itu, selain Unsoed, masih ada 9 universitas lain yang mendapat dukungan untuk melakukan riset serupa. Riset ditujukan kepada remaja perempuan. Tujuannya untuk membekali mereka tentang pencegahan stunting agar mata rantai bisa diputus.

"Mereka kan calon ibu, jadi diharapkan melalui mereka mata rantai stunting bisa diputus," kata dia.

Sekolah yang dipilih ialah sekolah yang menjadi lokus stunting, atau kantong-kantong stunting di Banyumas dan Purbalingga. Ia berharap, dari 100 remaja ini pengetahuan tentang stunting bisa menyebar dan menumbuhkan kesadaran baru pada masyarakat luas, khususnya di kantong-kantong stunting.

Dari data WHO, angka stunting di Indonesia mencapai 30 persen, satu di antara yang tertinggi di Asia Tenggara. Pemerintah menargetkan hingga 2024 angka stunting bisa ditekan hingga 19 persen. "Setelah kegiatan ini akan ada follow up, yaitu peer education atau edukasi teman sebaya. Mereka akan menyebarkan apa yang mereka dapat jari ini kepada teman-teman sebayanya di sekolah," ujar dia.

Baca Juga: Kenalilah, Ini 7 Tanda Anak Stunting yang Perlu Kamu Tahu Sejak Dini

Berita Terkini Lainnya