TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bencana Kekeringan, BNPB: Status Jawa Tengah Siaga Darurat

Ada empat kabupaten terparah 

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Semarang, IDN Times - Sebanyak 267 desa di Jawa Tengah terkena dampak kekeringan. Kabupaten Grobogan menjadi daerah paling banyak mengalami kekeringan.

Baca Juga: Kekeringan Meluas, Empat Daerah di Jateng Minta Bantuan Dana Talangan

1. Tersebar di 21 kabupaten

ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis sebaran bencana kekeringan secara nasional berada di tujuh provinsi se-Indonesia. Tujuh provinsi tersebut dinyatakan Siaga Darurat Kekeringan 2019, salah satunya adalah Provinsi Jawa Tengah.

Dari data BNPB hingga tanggal 22 Juli 2019, terdapat 267 desa terdampak kekeringan di Jawa Tengah. Desa-desa tersebut tersebar di 97 kecamatan di 21 kabupaten.

2. Empat kabupaten tertinggi

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Kabupaten Grobogan menjadi daerah paling terdampak kekeringan. Sebanyak 83 desa di 12 kecamatan mengalami kekeringan. Selain Grobogan terdapat Kabupaten Purbalingga, dengan 30 desa yang tersebar di 11 kecamatan mengalami kekeringan.

Urutan tiga dan empat terdapat Kabupaten Cilacap dan Banyumas yang menjadi daerah terparah terjadi kekeringan. Di Kabupaten Banyumas terdapat 20 desa di 12 kecamatan, sedangkan Cilacap sebanyak 20 desa di 8 kecamatan.

3. Status siaga darurat kekeringan

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

BNPB juga merilis sebanyak 12 kabupaten di Jawa Tengah ditetapkan sebagai siaga darurat bencana kekeringan. Daerah tersebut di antaranya:

  • Kabupaten Jepara
  • Kabupaten Blora
  • Kabupaten Temanggung
  • Kabupaten Pemalang
  • Kabupaten Cilacap
  • Kabupaten Brebes
  • Kabupaten Purworejo
  • Kabupaten Boyolali
  • Kabupaten Grobogan
  • Kabupaten Kebumen
  • Kabupaten Banjarnegara
  • Kabupaten Klaten

4. Penanganan jangka pendek

ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Untuk strategi penanganan kekeringan jangka pendek, BNPB melalui BPBD setempat melakukan dropping air bersih. Selain itu  menambah jumlah mobil tangki dan hidran umum.

"Juga membuat sumur bor, hujan buatan, melakukan kampanye hemat air," terang Plh. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dikutip dari keterangan resmi yang diterima IDN Times.

Baca Juga: Terpancing Isu Gempa dan Tsunami Menerjang Cilacap, Warga Mengungsi

Berita Terkini Lainnya