TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wafat, Profil Mangkunagoro IX: Raja Sakral yang Mahir Main Blambangan

Sukses jadikan Pura Mangkunegaran Solo Pusat Budaya Jawa

puromangkunegaran.com

Surakarta, IDN Times - Raja Pura Mangkunegaran Surakarta, KGPAA Mangkunagoro IX meninggal dunia di Jakarta, pada Jumat (13/8/2021), pukul 02.50 WIB. Hal itu diketahui dari perwakilan staf humas Pura Mangkunegaran, Joko Pramudyo di Solo, Jawa Tengah.

Siapa sebenarnya KGPAA Mangkunegara IX itu dan bagaimana profilnya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Gak Ada Kirab Malam 1 Suro, Kebo Bule di Keraton Solo Dipadati Warga

1. KGPAA Mangkunagoro IX mahir perankan Blambangan

surakarta.go.id

Melansir puromangkunegaran.com disebutkan bahwa Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunagoro IX atau lebih dikenal dengan Mangkoenagoro IX lahir di Surakarta pada 18 Agustus 1951. Ia merupakan putra laki-laki kedua dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro VIII dan Raden Ajeng Sunituti atau Gusti Kanjeng Putri Mangkoenagoro VIII.

Pada masa remaja, Mangkunagoro IX bernama Gusti Pangeran Haryo Sudjiwo Kusumo.

Mangkunagoro IX menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Kota Surakarta. Minat terhadap kesenian terutama seni tari, beliau tunjukkan dengan kemahiran memerankan Bambangan. Yaitu seorang ksatria lemah lembut dan halus. Peran Bambangan membutuhkan karakter yang kuat dan latihan yang keras untuk mencapai tingkat seorang penari yang layak tampil.

2. Sakral suasana saat penobatan KGPAA Mangkunagoro IX

puromangkunegaran.com

Setelah Mangkunagoro VIII wafat pada 2 Agustus 1987, kurang lebih satu tahun Pura Mangkunegaran tidak memiliki penguasa. Tepat pada 4 Jumadilakhir 1920 atau 24 Januari 1988, GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan menjadi penguasa Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunagoro IX.

Penobatan GPH Sudjiwo Kusumo menjadi KGPAA Mangkunagoro IX merupakan peristiwa besar yakni seorang putra mahkota memimpin kerajaan. Pada saat penobatannya dipenuhi suasana sakral, digelar Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Tari Palguna Palgunadi.

Baca Juga: Digitalisasi 3.123 Naskah Kuno Pura Mangkunegaran Berusia 500 Tahun

Berita Terkini Lainnya