TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Syarat Terbaru Pendakian ke Gunung Slamet, Cek Biar Gak Zonk!

Jalur ke Gunung Slamet dibuka lagi setelah level PPKM turun

Pendaki di Gunung Slamet. (Dok. IDN Times)

 

Purbalingga, IDN Times - Jalur pendakian ke Gunung Slamet telah dibuka seiring dengan penurunan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pendaki yang ingin ke gunung tersebut sudah bisa dilakukan melalui jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Baca Juga: 7 Gunung Favorit Para Pendaki di Jawa Tengah, Pemandangannya Eksotis 

1. Pendaki harus bawa surat sehat

Ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/EricSanman)

Meskipun jalur pendakian telah dibuka, para pendaki tetap diwajibkan untuk menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19. Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan, Saiful Amri menyatakan, selain bukti telah divaksinasi, pendaki juga wajib membawa surat keterangan sehat dari dokter.

Ia mengaku, sebenarnya ada persyaratan lain sesuai yang ditentukan oleh pemerintah, yakni surat keterangan tes antigen dengan hasil negatif. Meski demikian, pihaknya tidak mewajibkan pendaki membawa surat keterangan tes antigen.

"Mungkin karena biaya (tes antigen) agak mahal, surat sehat cukuplah, juga sertifikat vaksin sudah ada," katanya.

2. Jumlah pendaki masih sedikit

Ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/ArchieBinamia)

Jalur pendakian Gunung Slamet melalui Bambangan sudah dibuka kembali sejak 25 Oktober 2021. Jalur tersebut sebelumnya ditutup seiring dengan pelaksanaan PPKM dan masih tingginya kasus virus corona di Indonesia.

Meskipun sudah dibuka lagi, Saiful menyatakan grafik pendakian ke Gunung Slamet dalam beberapa minggu terakhir masih sepi dan mengalami penurunan.

"Biasanya bisa mencapai lebih dari 600 orang per minggu, sekarang paling 450-an orang. Mungkin karena faktor intensitas hujan yang meningkat, mungkin cuaca mempengaruhi penurunan jumlah pendaki," jelasnya.

3. Pendaki wajib mematuhi peraturan

Ilustrasi Gunung Slamet. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Ihwal kondisi cuaca yang kerap turun hujan, dia mengingatkan kepada para pendaki untuk mempersiapkan fisik dan sejumlah peralatan yang sesuai dengan standar pendakian. Saiful yakin, pendaki akan tetap aman selama mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh Pos Pendakian Gunung Slamet.

"Contoh, ada larangan bagi pendaki agar tidak boleh berada di puncak Gunung Slamet lebih dari pukul 10.00 WIB. Kalau mematuhinya, Insyaallah aman," ungkapnya.

Salah satu contoh larangan tersebut dibuat karena hujan sering mengguyur puncak Gunung Slamet di atas pukul 10.00 WIB.

Baca Juga: Fakta-fakta dan Sejarah Letusan Gunung Merapi yang Harus Kalian Tahu 

Berita Terkini Lainnya