Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Tak kurang 420 dokter spesialis anak seluruh Jawa Tengah dilibatkan untuk melacak gejala-gejala penularan hepatitis akut. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah menyatakan perlu membutuhkan kewaspadaan yang tinggi lantaran penyakit yang menyerang organ hati ini diperkirakan bisa menular pada anak-anak.
"Kita telah komunikasikan dengan semua dokter anak di kabupaten dan kota Jawa Tengah. Sekarang 420 dokter anak yang dilibatkan untuk deteksi dini. Tim IDAI Jateng sudah hubungi para dokter anak lewat email, media sosial dan lain sebagainya," kata Choirul Anam, Sekretaris IDAI Jateng kepada IDN Times Senin (9/5/2022).
Baca Juga: Cegah Hepatitis Akut, Dinkes Jateng Ungkap 7 Ciri-ciri yang Patut Diwaspadai
1. Dokter yang menemukan gejala klinik hepatitis akut diminta segera lapor
Ilustrasi Dokter Gigi di Tengah Pandemik COVID-19 (IDN Times/Irfan Fathurohman) Anam menjelaskan kini juga membentuk satgas pengawas gabungan bersama unsur rumah sakit rujukan dan Pemprov Jateng untuk meningkatkan upaya pencegahan terhadap penyakit hepatitis akut. Pimpinan Pusat IDAI pun menerbitkan surat edaran untuk petunjuk teknis terhadap penanganan gejala hepatitis akut.
Menurut Anam, panduan gejala hepatitis akut sudah disebar ke semua klinik dokter anak agar dapat mempelajari kriteria penyakit yang mengarah pada hepatitis akut.
"Jadi, bagi para dokter kalau di daerahnya menemukan gejala klinis yang mengarah ke hepatitis akut di rumah sakit maupun tempat praktik maka segera laporkan," tegasnya.
2. Hepatitis akut berpotensi menular pada anak usia di bawah 19 tahun
Anak-anak Penyintas Bencana di Palu Diajak Belajar Keberagaman - ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah Lebih lanjut, ia menuturkan para orangtua harus mewaspadai sebaran hepatitis akut karena efeknya bisa menimbulkan kematian pada anak-anak. Ia mencontohkan kasus kematian anak di Jakarta dan Tulungagung Jawa Timur juga disinyalir akibat tertular penyakit tersebut.
Ia berkata penyakit hepatitis akut berisiko menular pada anak usia di bawah 19 tahun alias anak-anak setingkat SD sampai SMA. Untuk penyebabnya sampai saat ini masih misterius.
"Untuk kasus yang sekarang ini menyasarnya terhadap anak usia di bawah 19 tahun. Tapi penyebabnya belum diketahui. Kita lagi tahap investigasi dan deteksi dini untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap daerah," jelasnya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. IDAI deteksi gejala muntah, mual dan nyeri perut
ilustrasi mual, gejala overdosis etinil estradiol dan levonorgestrel (steadyhealth.com) Deteksi dini akan dilakukan dengan menelusuri anak-anak yang mengalami nyeri perut yang disertai mual, muntah dan mengalami penyakit kuning.
"Deteksi dini yang kami lakukan khususnya kalau ada yang punya gejala mual muntah mengalami peyakit kuning serta nyeri perut. Kita sudah ada panduan gejalanya. Kalau bicara soal perbedaan gejala dibanding hepatitis A dan hepatitis Bisa, ya belum diketahui sampai saat ini. Yang jelas ini tidak ada kaitannya dengan penyakit hepatitis pada umumnya. Oleh karena itulah, kita sedang tahap investigasi," terangnya.
4. Anak-anak dilarang jajan sembarangan
Pexels.com/VisionPic .net Bagi para orangtua, dirinya mengimbau supaya tidak perlu panik menghadapi hepatitis akut. Anam menyarankan supaya setiap orangtua mengimunisasi anaknya secara lengkap dan menjaga PHBS atau pola hidup bersih dan sehat.
"Jangan jajan dan makan sembarangan. Harus dikendalikan dulu. Karena pola penularannya kayak yang lain. Korovekal atau lewat makanan. Cuman sementara ini belum ada laporan kasusnya di Jateng," ujar Anam.
Baca Juga: Menular Lewat Saluran Cerna-Pernapasan, Ini Cara Cegah Hepatitis Akut