TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Para Petugas Penanda Lubang Jalan, Siaga Penuh Antisipasi Kecelakaan

Pak Sar harus berjibaku saban hari

Pak Sarmono setiap hari berjalan mengecek lubang jalan di Temanggung. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Wonosobo, IDN Times - Kerusakan jalan kerap menghambat arus lalu lintas di Jawa Tengah. Tak jarang lubang yang menganga menimbulkan kecelakaan. Di tengah pengerjaan perbaikan jalan, terselip cerita para petugas yang saban hari berjibaku di titik kerusakan jalan raya di berbagai daerah. 

Seperti yang dirasakan Sarmono. Ia adalah petugas penanda lubang jalan atau bahasa kerennya disebut personel pengamat jalan dari Balai Pengelolaan dana Jalan (BPJ) Wilayah Kabupaten Wonosobo. 

Baca Juga: 885 Kilometer Jalan di Jepara Remuk, Pj Bupati Janji Perbaiki Sebelum Lebaran 

Sarmono bertugas pantau lubang jalan di Pringsurat sampai Patean

Pak Sarmono saat mengarahkan warga agar menghindari lubang jalan. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Belakangan Sarmono tampak sibuk. Hampir saban hari ia kerap mempertemukan kerusakan jalan raya di sepanjang Jalan Kranggan-Bulu, Pringsurat-Kaloran, dan Parakan-Patean. 

Maklum saja, curah hujan yang tinggi telah membuat ruas jalan tersebut mengelupas dan bolong-bolong. Tugasnya saban hari mulai dari menyatukan, memotret memberikan tanda lubang jalan pakai cat pilox, lalu kemudian dilaporkan kepada atasannya. 

Sembilan tahun jadi petugas penanda lubang jalan

Ilustrasi kondisi jalan rusak yang berlubang ada banyak lubang-lubang kecil (IDN Times/Satriadi Rasyid)

Saban memantau lubang jalan, Pak Sar, sapaan akrabnya memilih naik bus maupun angkot. Biasanya Pak Sar melemparkan pandangannya ke bahu jalan dan badan jalan setiap kali naik bus. 

Jika menemukan kerusakan, ia langsung turun dari bus dan buru-buru menandai lubang jalan. "Saya sudah sembilan tahun bekerja seperti ini. Bagi saya kenyamanan dan keselamatan warga di jalan adalah tanggung jawab utama pekerjaan ini," ujar Pak Sar, Sabtu (18/3/2023). 

Pak Sar dan teman-temannya sesama petugas penanda lubang jalan bekerja 24 jam. Mereka tak pernah mengenal hari libur. Kalau sakit, ia tetap bekerja memantau jalan naik angkot.

Pak Sar yang sudah berumur 53 tahun itu juga memantau kondisi selokan, gorong-gorong jalan raya. 

"Istilahnya saya itu menyetrika jalan setiap waktu. Dan, tidak ada libur. Jangan sampai ada kerusakan yang dapat mengganggu pengguna jalan," akunya. 

Setyo punya tugas mengaspal jalan rusak

Setyo juga bertugas mengaspal jalan rusak. (IDN Times/Dok Pemprov Jateng)

Kesibukan serupa dialami Setyo Purwanto, (37), anggota Kelompok Masyarakat Miskin Sehat Bina Marga (Pokmas Bima) Jawa Tengah. Kalau Pak Sar tugasnya menandai lubang jalan, Setyo justru kerap bertugas mengaspal jalan yang rusak. 

"Setiap hari mengaspal jalan, apalagi waktu ada banyaknya laporan jalan rusak dan menjelang Ramadan dan mudik," terangnya.

Menurutnya, pekerjaan memperbaiki jalan bukan soal seberapa gaji yang diterima, melainkan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.

"Kebahagiaan saya warga bisa berangkat kerja dengan semangat dan pulang dengan selamat," kata warga Desa Traji, Kecamatan Parakan, Temanggung tersebut. 

Siaga 24 jam untuk menambal jalan

Ilustrasi. (Humas Pemprov Sulsel)

Ia juga tak punya jam kerja. Setiap waktu harus siaga. Kalau ada laporan jalan rusak Setyo yang jadi ujung tombak untuk melakukan penambalan.

"Jadi, kalau ada perbaikan jalan di ruas Jalan Bulu, mungkin salah satu pekerjanya adalah saya. Dan kami komitmen sesuai arahan Pak Ganjar, Jateng Tanpa Lubang," terangnya.

Baca Juga: Daftar Jalan di Jateng yang Diperbaiki Tahun 2023, Daerahmu Ada Gak? Awasi Yuk

Berita Terkini Lainnya