7 Daerah di Jateng ini Kena Bibit Siklon Seroja Waspada Banjir Longsor
Wilayah Pantura Jateng diguyur hujan lebat merata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Bibit siklon tropis 99S atau siklon Seroja yang berpusat di Nusa Tenggara Timur (NTT), turut berdampak secara tidak langsung di wilayah Jawa Tengah. Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang menyebut terdapat bibit siklon tersebut, sehinggga sejumlah wilayah di pesisir Selatan Jawa Tengah hingga pegunungan tengah berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Ada dua kemungkinan dari efek bibit siklon Seroja, kalau pergerakannya menjauh, nantinya cuaca di sekitar pesisir selatan dan pegunungan tengah menjadi cerah. Tapi kalau bibit siklonnya mendekat, yang terjadi justru ada peluang munculnya hujan intensitas sedang hingga tinggi," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Sutikno ketika dikontak IDN Times, Senin (5/4/2021).
Baca Juga: Waspada, Siklon Tropis Seroja Diprediksi Menguat dalam 24 Jam Ini
1. Pesisir selatan dan pegunungan tengah terdampak bibit siklon Seroja
Sutikno menyampaikan sejumlah daerah yang terdampak bibit siklon Seroja mulai dari Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Banyumas hingga mengarah ke Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Purbalingga.
Ia mengingatkan kepada masyarakat di daerah tersebut untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi akibat pergerakan bibit siklon Seroja. Pasalnya, bibit siklon tersebut diperkirakan menimbulkan curah hujan berdurasi sedang hingga lebat ditambah dengan angin kencang dan kilatan petir.
Jika cuaca sedang memburuk, pihaknya memperkirakan curah hujan di lokasi tersebut bisa diatas 150 milimeter per hari.
"Sesuai pantauan yang dilakukan BMKG pusat, bibit siklon Seroja bergerak dari tanggal 3 April sampai 9 April termasuk di wilayah Jateng. Maka dalam tenggat waktu tersebut, masyarakat di pegunungan tengah sebaiknya mewaspadai kerawanan bencana tanah longsor terutama di daerah dataran rendah yang berdekatan dengan tebing-tebing pegunungan. Termasuk saat hujan sore hingga malam hari," ujar Sutikno.
Baca Juga: Uji Coba PTM di Jateng, Guru Gak Tertib, Berkerumun Tidak Pakai Masker