TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diterjang Rob, Mercusuar Willem III di Semarang Alami Penurunan 12 Cm

Alat masih berfungsi dengan baik

IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Gelombang air pasang yang kerap menghantam kawasan pinggiran Kota Semarang, telah berdampak terhadap eksistensi bangunan di sekitarnya.

Di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas misalnya, air rob telah merusak sejumlah bangunan bersejarah. Salah satu yang terkena dampaknya adalah Mercusuar Willem III yang ada di tepi pelabuhan.

Baca Juga: [FOTO] Penampakan Mercusuar Willem III, Tetap Kokoh Bediri Sejak 1884 

1. Banjir rob bisa mencapai 2,5 meter

IDN Times/Fariz Fardianto

Januri, Koordinator Kelompok Sarana Bantu Navigasi, Kantor Distrik Navigasi Kelas II Semarang mengatakan air rob sering menerjang bangunan Mercusuar Willem III dengan ketinggian bervariasi. Jika cuaca memburuk, ketinggian rob bisa mencapai 2,5 meter.

Limpasan air rob yang masuk ke dalam bangunan menara, membuat pihaknya tak bisa lagi memanfaatkan lantai dasar Mercusuar Willem III untuk kegiatan operasional.

"Sekarang yang lantai dasar mercusuar sudah tidak bisa dipakai. Karena sering kemasukan rob. Kalau pas tinggi banjirnya, bisa mencapai 2,5 meter. Itu sekitar daun pintu sudah tenggelam. Makanya dinding lantai dasarnya kan banyak korosinya," kata warga Tlogosari, Gayamsari tersebut, kepada IDN Times, Kamis pagi (10/10).

2. Ketinggian bangunan Mercusuar Willem III kini semakin berkurang

IDN Times/Fariz Fardianto

Dengan limpasan air rob setinggi itu, Januri mengaku tinggi bangunan Mercusuar Willem III sejak 2006, semakin menurun. Bangunan Mercusuar Willem III yang semula setinggi 30 meter, kini semakin ditenggelamkan air rob.

"Tinggi bangunannya turun 3 meter, untuk saat ini tinggal 27 meter. Setiap tahun turun 10-12 sentimeter. Penurunannya sejak 2006 karena robnya yang terjadi di Semarang dulunya kan sangat besar," paparnya.

Untuk mengantisipasi kerusakan, pihaknya kini mengaktifkan empat pompa sekaligus. Setiap pompa berfungsi menyedot air laut yang merembes ke dalam menara secara otomatis. 

"Karena ini masuk cagar budaya, maka kita gak berani mengubah struktur bangunannya. Satu-satunya cara ya dengan menyedot air rob menggunakan empat pompa air. Kita punya alat buat menyedot air yang masuk lewat rembesan," ungkapnya. 

Baca Juga: KSOP Tanjung Emas Semarang Pastikan Kapal Pemudik Aman dan Lancar

Berita Terkini Lainnya