TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ganjar Janjikan 15 SMKN Dibangun di Wilayah Miskin

Semuanya gratis 

Ilustrasi siswa SMK. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Semarang. IDN Times- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mentargetkan membangun lima belas sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri tahun depan.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan 15 SMKN terebut akan dibangun di lokasi-lokasi yang dekat wilayah yang tingkat kemiskinan terbanyak di wilayahnya.

"Pembangunan SMKN Jateng yang baru nantinya diprioritaskan di daerah yang masuk zona merah. Zona merah itu ya kategori buat daerah dengan taraf kemiskinannya masih tinggi," terang Ganjar, di ruang kerjanya, lantai dua Gubernuran, Jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (21/8).

 

Baca Juga: Bertemu Ganjar, Bupati Jepara Nonaktif Ngaku Sering Ngaji bareng Napi

1. Ada 14 daerah miskin di Jateng

ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Ganjar berkata, terdapat 14 kabupaten/kota yang masuk daerah miskin. Pihaknya mengklaim nantinya akan fokus menggarap pembangunan 15 SMKN di lokasi tersebut sehingga semua masyarakat punya akses untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang tinggi. "Minimal di semua eks karesidenan," paparnya. 

Selain itu, Ganjar juga berjanji akan menggratiskan biaya pendidikan di SMKN tersebut. Nantinya,  sistem pendidikannya akan berbasis boarding school (asrama) dan membebaskan semua biaya pendidikan, seragam, buku dan lainnya.

Baca Juga: Ganjar Ingatkan tak Perlu Bertanya Agama, Suku untuk Majukan Indonesia

2. Ganjar gandeng Jerman untuk mewujudkan proyek 15 SMKN di area zona miskin

Ilustrasi Jerman (Pixabay/KRiemer)

Untuk merealisasikannya, Ganjar mengaku sedang menjajaki kerjasama yang serius dengan Kerajaan Jerman. Ia ingin meniru kurikulum sekolah vokasi yang sudah diterapkan di negeri Eropa utara tersebut.

"Di Jerman itu, anak mendaftar di perusahaan. Baru perusahaan menyeleksi dan menerima anak tersebut kemudian disekolahkan di sekolah vokasi. Jadi, dari lima hari mereka belajar, tiga hari di perusahaan, dua hari di sekolah. Jadi, lulusannya benar-benar expert di bidangnya," bebernya.

Ganjar menuturkan kurikulum yang diadopsi dari Jerman akan dicoba di tiga SMKN yang sudah ada di Semarang, Kabupaten Pati dan Purbalingga.

"Kalau pak Jokowi bicara SDM unggul, inilah wujud realisasi program itu," tutur Ganjar.

Baca Juga: Zonasi PPDB Ricuh, Kadisdik Jateng Didesak Mundur

Berita Terkini Lainnya