TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jelang Idul Adha, PMK Meluas di 32 Wilayah Jateng, 8.410 Ternak Positif

Jateng ngotot belum jadi daerah wabah

Kondisi mulut sapi di Boyolali yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Kesian Jateng)

Semarang, IDN Times - Sebanyak 8.410 hewan ternak yang ada di Jawa Tengah dinyatakan positif tertular penyakit mulut dan kuku (PMK). Jumlah hewan ternak yang terinfeksi PMK tersebar di 32 kabupaten/kota.

Baca Juga: PMK Sudah Menjalar di 15 Daerah, Pemprov Jateng Ngotot Kirim Sapi Kurban ke DKI dan NTT

1. Cuma tiga daerah yang masih bebas PMK

Cegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, Polda Aceh perketat pengiriman ke pengiriman ke luar Aceh. (Dokumentasi Polda Aceh untuk IDN Times)

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Jawa Tengah, Agus Wariyanto mengungkapkan dengan banyaknya hewan ternak yang tertular PMK, maka daerah yang masih steril sampai awal Juni 2022 hanya Kota Solo, Kabupaten Purworejo dan Kota Magelang. 

"Kejadian penularan virus PMK saat ini yang terkonfirmasi positif berjumlah 8.410 ekor. Ternak yang suspek maupun positif PMK sebarannya ada di 32 kabupaten/kota. Wilayah yang masih dinyatakan bebas PMK hanya ada tiga. Masing-masing Purworejo, Kota Magelang dan Solo," ujar Agus kepada IDN Times, Senin (6/6/2022).

2. Stok obat dari Kementan menipis

IDN Times/Humas UGM

Agus berkata meluasnya virus PMK juga disebabkan adanya perubahan cuaca yang ekstrem. Selain itu, pasokan obat-obatan yang diberikan oleh Kementan juga mulai menipis. "Obat yang dibagi kementerian saat ini menipis dan kita lagi tunggu kiriman lagi," tambahnya. 

3. Dinas Keswan berharap segera ada vaksinasi bagi hewan ternak

ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Agus mengaku kini masih berusaha menanggulangi penularan PMK dengan menyemprotkan disinfektan, pengecekan kesehatan kuku dan saluran pernapasan pada sapi, kerbau, kambing, domba dan babi. Sekaligus mengupayakan mengobati hewan ternak yang tertular PMK. 

Agus berharap Kementan segera menjadwalkan pemberian vaksinasi bagi ternak kuku belah agar virus PMK tidak membuat peternak dan pedagang mengalami kerugian menjelang perayaan Idul Adha. 

"Kita sih gak tahu pasti berapa banyak ternak yang mati akibat penyakit mulut dan kuku. Tapi banyak juga yang kondisinua sudah membaik. Ya sebentar lagi vaksin akan datang. Info dari Kementan vaksin darurat akan dijadwalkan disuntikan di wilayah Jateng pertengahan Juni ini. Kalau vaksin massalnya bulan Agustus. Semoga aja seperti tahun 1990 dengan vaksin massal, virusnya bisa ditanggulangi dengan cepat," jelasnya. 

4. Jateng bersikukuh belum masuk zona wabah PMK

Wilayah Jawa Tengah (Google Map)

Walau hewan ternak yang terjangkit PMK semakin bertambah banyak, namun Agus menyatakan tetap mengizinkan peternak dan pedagang dari wilayah bebas penularan untuk menjual ternaknya ke provinsi lainnya. 

"Seperti Solo, Purworejo dan Kota Magelang karena masih steril jadinya tetap boleh kirim ternak ke daerah lain. Kemudian kecamatan dan desa yang tidak kena PMK juga boleh jual ternaknya ke kabupaten lainnnya. Misalnya di Blora ada kecamatan yang tidak kena dan itu boleh kirim sapi ke provinsi lain," ungkapnya. 

Agus menyampaikan wilayah Jawa Tengah belum ditetapkan sebagai daerah wabah PMK karena populasi sapi sampai sekarang masih surplus. Jumlah hewan ternak yang tertular PMK, ia mengklaim kurag dari 5 persen dari total populasi yang ada saat ini. 

"Populasi ternaknya kan masih banyak banget. Juga ada banyak pedagang dan peternak. Di Jateng masih surplus 2 juta ekor. Maka dari itu kita tetap harus kirim untuk memasok provinsi lain yang kekurangan hewan ternak untuk Idul Adha. Oleh sebab itulah, kita belum merekomendasikan penetapan daerah wabah untuk wilayah Jawa Tengah," ungkapnya. 

Baca Juga: Hindari Daerah Wabah, Hewan Kurban di Jateng Dikirim Lewat Tol Laut

Berita Terkini Lainnya