TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kades di Boyolali Puyeng, Warga Meninggal Dunia Malah Terima Bansos

Ada banyak warga terima bansos dobel-dobel juga

Ilustrasi warga penerima Bansos (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Boyolali, IDN Times - Sejumlah kepala desa (kades) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mendapati tahapan penyaluran bantuan sosial (bansos) bagi yang terdampak pandemik COVID-19 tidak tepat sasaran. Kepala Desa (Kades) Gunung Simo, Yogi mengaku ada 9--10 warganya yang tetap bisa menerima bansos meski mereka sudah meninggal dunia.

Baca Juga: Kades di Jateng Mumet Data Semrawut, Punya 5 Mobil Malah Dapat Bansos

1. Sudah verifikasi namun nama tetap muncul

Sejumlah kades curhat kepada Ganjar secara virtual. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Yogi mengatakan jika ada warganya yang telah meninggal dunia namun belakangan namanya muncul sebagai penerima bantuan di desanya.

"Ada banyak pak, sekitar 9--10 kepala keluarga yang sudah meninggal, tapi dapat bantuan. Ya, kita kembalikan pak bantuannya, karena tidak tepat sasaran. Kami heran pak, padahal dulu sudah diverifikasi, kok munculnya tetap sama. Apa mungkin pakai data lama ya pak," katanya menumpahkan uneg-uneg saat berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam acara Rembug Desa secara virtual.

2. Sudah meninggal, tapi terima bansos, kan namanya hidup lagi

Antara Foto/Ilustrasi

Dalam dialog Rembug Desa yang diikuti seluruh kades di kabupaten Boyolali itu, Yogi berkata sempat memverifikasi data-data warga yang layak menerima bantuan sosial dari pemerintah. 

Meski demikian, ia tak memungkiri jika masih ada warga yang meninggal dunia masuk dalam daftar penerima bansos. Sambil berkelakar, Yogi berkata warga yang meninggal itu seolah hidup lagi untuk menerima bansos. 

"Ada banyak sudah meninggal lama, sudah lama tidak dapat bantuan karena sudah kami verifikasi. Lha sekarang muncul lagi. Masuk daftar penerima bantuan. Kan namanya hidup lagi itu," akunya.

3. Masih ada puluhan warga desa terima bansos dobel

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggelar Rembug Desa dengan kades-kades se Jateng. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Sementara, seorang Kades Banyuanyar, Komarudin juga meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng supaya dilakukan pembenahan data penerima bansos. Sebab, banyak data bansos yang diusulkan oleh perangkat desanya ternyata beda jauh dengan database pemerintah pusat.

"Untungnya kami sejak 2017 lalu ada musyawarah desa yang khusus membahas kemiskinan. Jadi masalah-masalah yang seperti ini, bisa kita atasi," jelasnya.

Sedangkan di Desa Senden, Boyolali, muncul daftar 38 warganya yang diketahui menerima dua kali bansos. Kades Senden, Sularsih menyatakan warga yang menerima bansos dobel itu langsung dialihkan bantuannya kepada warga yang membutuhkan.

"Di desa kami ada 38 warga yang dapat bansos dobel. Tapi pas kami alihkan ke warga lain tidak bisa. Soalnya masyarakat banyak yang butuh," paparnya.

Baca Juga: Anggaran Bansos dan Gaji Ke-13 Cair, Ekonomi Jateng Tumbuh 5,66 Persen

Berita Terkini Lainnya