TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kamera Trap BKSDA Merekam Macan Tutul yang Terkam Ternak Warga Tempur Jepara 

Macan tutul masih bisa ditemui di puncak Gunung Muria

ilustrasi macan tutul Amur (pixabay.com/Wildfaces)

Jepara, IDN Times - Sejumlah camera trap (kamera jebakan) yang dipasang para petugas BKSDA Jawa Tengah berhasil merekam momen kejadian macan tutul yang menerkam hewan ternak milik warga di Desa Tempur, Kabupaten Jepara. Hasil rekaman foto pada kamera trap tersebut saat ini dibawa ke Universitas Gadjah Mada (UGM) guna diteliti lebih lanjut. 

Hal tersebut diungkapkan Arif Susiyoko, Kepala Resort BKSDA Wilayah Jepara ketika dikonfirmasi IDN Times, Senin (31/10/2022). 

Baca Juga: Macam Tutul dari Gunung Muria Terkam Kambing dan Sapi di Desa Tempur Jepara

1. Rekaman camera trap diteliti di UGM

Ilustrasi kampus UGM (Dok: Humas UGM)

Menurutnya camera trap yang merekam detik-detik kemunculan macan tutul masih diteliti lebih lanjut oleh tim gabungan. 

"Ada, ada, cuma ya di pembina ya. Itu kita bawa ke UGM. Yang hasilnya rekaman dibawa ke UGM. Jadi kajian peneliti. Tapi saya gak tahu detailnya," kata Arif. 

2. Tim resort BKSDA sudah cek ke Desa Tempur

Ilustrasi lereng Muria. (IDN Times/Aji)

Lebih jauh lagi, ia mengatakan telah mengecek ke Desa Tempur yang menjadi lokasi kemunculan macan tutul. Selanjutnya, ia juga melapor ke pimpinan BKSDA Jateng guna berkoordinasi mengenai penanganan yang tepat untuk mengatasi gangguan macan tutul di pemukiman warga. 

Untuk jarak antara habitat macan tutul dengan pemukiman warga, katanya selama ini memang wilayah Desa Tempur langsung berbatasan dengan hutan lindung, hutan produksi serta kawasan tegalan. 

"Kita sudah cek ke sana. Kita sudah lapor ke pimpinan juga. Dan kita sudah koordinasi dengan teman-teman di wilayah sana. Kalau soal radius pemukiman dengan habitat macan tutulnya, kan d sana kan ada hutan lindung, hutan produksi, hutan tegalan," terangnya. 

3. Warga dilarang menangkap macan tutul

steemit.com

Saat ini, ia terus berusaha menyosialisasikan sekaligus melakukan pembinaan kepada warga supaya tidak menangkap macan tutul yang berkeliaran di Gunung Muria. Pasalnya, macan tutul merupakan satwa liar yang dilindungi negara. 

Ia menyarankan kepada warga sebaiknya tidak mengganggu sumber pakan macan tutul terutama yang berada di area lereng Gunung Muria. 

"Jangan sampai dijebak, jangan ditangkap. Karena macan tutul masuk kategori satea yang dilindungi sehingga tindakan penangkapan sudah termasuk pelanggaran undang-undang. Makan kita sebisa mungkin mengadakan sosialisasi dan pembinaan ke warga. Supaya warga tidak membuat masalah baru dengan satwa yang dilindungi," cetusnya. 

4. Sebaran macan tutul ada di sisi Utara, Timur dan Barat puncak Muria

Gunung Muria (instagram.com/jovannorisavazet)

Sementara itu, Budi Santoso, Pejabat Pengendali Ekosistem Hutan Muda di BKSDA Jateng mengaku macan tutul merupakan salah satu jenis harimau yang masih hidup di Gunung Muria. 

Habitat sebarannya mulai dari sisi utara, sisi barat dan sisi timur di puncak Gunung Muria.

"Macan tutul ini kan belum punah. Yang punah kan harimau Jawa. Yang kejadian di Tempur itu macan tutul. Memang masih ada," jelas Ambong, sapaan akrabnya. 

Baca Juga: Sempat Dirusak Turis, Wisata Snorkeling Maer Karimunjawa Buka Lagi

Berita Terkini Lainnya