Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Petugas Sulit Awasi Sapi di TPA Jatibarang
Sapi TPA Jatibarang dibiarkan hidup liar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sejumlah sapi yang dipelihara warga di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang dipantau ketat oleh petugas medis demi mengurangi risiko penularan penyakit mulut dan kuku (PMK). Meski demikian, hal itu bukan bukan perkara mudah untuk mengawasi sapi di lokasi pembuangan sampah tersebut.
Menurut Kepala Dispertan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, kawanan sapi yang ada di TPA Jatibarang selama ini dibiarkan hidup liar oleh warga lokal. Ia mendapat informasi bahwa banyak sapi yang mengonsumsi sampah dan hidup bergerombol di titik pembuangan sampah TPA Jatibarang.
"Soalnya di Jatibarang kan sapi-sapi milik warga tidak pernah dikandangkan. Jadinya sulit kalau kita mau memantau. Ya kalau selama tidak ada laporan yang sakit, ya sapinya dibiarkan dulu," ungkapnya Hernowo kepada IDN Times, Selasa (17/5/2022).
Baca Juga: Ngeri, TPA Jatibarang Semarang Overload! Harusnya Tutup 2021, Tapi...
1. Dispertan deteksi dini di TPA Jatibarang
Minimnya pengawasan dari warga berpotensi menimbulkan peningkatan penularan penyakit mulut dan kuku. Ia mengaku, sepanjang tidak ada laporan sapi yang sakit dengan ciri-ciri mengarah pada penyakit mulut dan kuku, pihaknya masih mengizinkan warga memelihara sapinya di TPA Jatibarang.
Upaya pemantauan melibatkan dokter hewan dan petugas Dispertan sembari menyosialisasikan bahaya penularan penyakit mulut dan kuku kepada para peternak.
"Sekarang kita mulai pantau kondisi sapi-sapi yang berada di TPA Jatibarang. Kita akan lakukan deteksi dini dan menyebarluaskan informasi pencegahan penyakit mulut dan kuku kepada kelompok ternak di sana," ujar
Baca Juga: Angin Kencang Terjang Semarang, Volume TPA Jatibarang Naik 25 Persen