TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perairan Pantura Jateng Rusak, Menteri KKP Pilih Budidaya Tilapia

Tilapia ternyata punya prospek pasar yang cerah, lho

Budi daya ikan nila yang dikelola penyintas bencana di Desa Lero, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. IDN Times/Kristina Natalia

Semarang, IDN Times - Budidaya tilapia terus dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di sepanjang perairan pesisir utara (Pantura) Jawa Tengah. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wisnu Trenggono mengatakan, pembudidayaan tilapia di pesisir utara dimaksudkan untuk menggantikan ekosistem budidaya udang yang ada selama ini. 

"Tilapia laut akan kita kembangkan di Pantura. Ini akan menjadi satu komoditi pengganti udang ya," kata Wisnu usai menghadiri peringatan Bulan Mutu Karantina di Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Minggu (19/3/2023). 

Baca Juga: Ekspor Ikan Tilapia Jawa Tengah ke Amerika dan Eropa Tembus 1.535 ton

1. Budidaya udang digantikan dengan tilapia

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wisnu Trenggono saat menghadiri perayaan Bulan Mutu Karantina di Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia mengaku, perairan pesisir utara Jawa Tengah selama ini kondisinya telah rusak sehingga tidak memiliki kapasitas yang cukup bagus sebagai lokasi budidaya udang. 

Untuk itulah, Wisnu berkata nantinya di sepanjang pesisir utara Jateng akan direvitalisasi oleh pihaknya agar nantinya bisa menggantikan budidaya udang dengan komoditas tilapia. 

"Di jalur utara kan dulunya udang, ya saya kita wilayahnya sudah tidak bagus, maka akan kita geser, kita revitalisasi menjadi tilapia," cetusnya. 

2. Tilapia sumbang nilai ekspor $13,9 miliar

infografis manfaat ikan mujair (IDN Times/Mardya Shakti)

Yang dimaksud tilapia ialah jenis ikan budidaya yang selama ini jamak ditemui masyarakat Indonesia. Di pasar tradisional, ikan tilapia yang sering dijual yaitu ikan nila, mujair dan bandeng.

Lebih jauh lagi, Wisnu mencatat tilapia juga memiliki prospek pasar ekspor yang cerah. Pada 2023, katanya, komoditas tilapia diperkirakan mampu menyumbang nilai ekspor nasional senilai $13,9 miliar.

Dengan tingginya nilai ekspor, Wisnu menyebut tilapia kini menjadi lima komoditas perikanan unggulan nasional bersama udang, lobster, kepiting dan rumput laut. 

"Ada lima komoditas yang sangat kuat di tingkat internasional. Itu ada udang, lobster, tilapia, kepiting. Tilapia aja pasarnya tahun 2023 $13,9 miliar. Sangat besar sekali. Kita akan genjot di sini untuk budidayanya agar semakin banyak. Terlahir rumput laut kita lakukan hilirisasi di sektornya. Tapi untuk Jateng unggulannya tetap kepiting dan rajungan yang sangat bagus," akunya. 

3. Perikanan nasional tidak terpengaruh resesi global

ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Sedangkan secara global, Wisnu menilai efek resesi global tidak terlalu berpengaruh terhadap ekspor perikanan dari Indonesia. Menurutnya dengan kebutuhan protein dunia yang terus meningkat membuat supply dan demand komoditas perikanan tetap meningkat.

"Tahun ini (potensi ekspor) kami masih yang lama. Dari tuna, udang, cakalang, kepiting, sotong, gurita," terangnya. 

Baca Juga: Tak Ada Dana, DKP Harus Ajukan Proposal untuk Bantuan Asuransi Nelayan

Berita Terkini Lainnya