Praktik Sunat Perempuan Berisiko Memutus Urat Vagina, Stop Sekarang Juga!
Sunat perempuan mengganggu organ reproduksi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jepara, IDN Times - Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) 2 pada hari kedua, Jumat (25/11/2022) membahas praktik pemotongan dan perlukaan genitalia perempuan (P2GP) atau kerap disebut sunat perempuan.
Bertempat di Ponpes Hasyim Asy'ari Bangsri Jepara, pembahasan terkait praktik sunat perempuan dikemas dalam seminar halaqoh tematik pararel yang menyedot perhatian ratusan ulama perempuan dan para aktivis dari berbagai daerah bahkan delegasi luar negeri.
Saking antusiasnya mendengarkan penjelasan mengenai bahaya praktik sunat perempuan, terdapat 15 peserta seminar yang bergantian bertanya kepada empat praktisi dari penyelenggara KUPI 2.
Masing-masing praktisi ada Tim Pj Fatwa KUPI 2 Dr Iffah Umniati, Dr Nur Rofiah, Dr Atiyatul Ulya, Umma Farida, Fatimawati Hilal, Ulya Izzati.
Baca Juga: IDI Jateng Temukan Praktik Sunat Perempuan Dilakukan Secara Simbolis
1. Ulama asal Malaysia bongkar praktik sunat perempuan yang kerap diviralkan
Nur Huda Ramli merupakan delegasi dari Institute Islamic Malaysia yang antusias mengungkapkan, secara gamblang praktik sunat perempuan yang berlangsung di negaranya.
Ia mengaku, dirinya selama ini mendapati praktik sunat perempuan di negaranya dilakukan sangat vulgar. Tak cuma itu saja, sejak setahun belakangan ini terdapat pasangan suami istri yang kerap memviralkan beragam postingan video anak-anak perempuan yang sedang menjalani proses sunat perempuan di klinik maupun rumah sakit terdekat. Video sunat perempuan lalu disebarluaskan ke media sosial dengan followers ratusan ribu.
"Rekaman videonya menunjukan mulai dari si anak disunat dalam kondisi menangis, wajah dan sekujur tubuhnya juga direkam lalu disebarluaskan dengan menempelkan dalil-dalil Alquran. Rata-rata pada chat kolom komentarnya para netizen di Malaysia mendukung video sunat perempuan itu," kata wanita 33 tahun itu ketika berbincang dengan IDN Times.
Baca Juga: Ganjar Ungkap Misi Ulama Perempuan dari 31 Negara Sejalan dengan Jateng