TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rahasia Jamas Keris Pesugihan Semarang, Diburu Pedagang dan Wali Kota

Seorang tukang jamas keris rutin dapat orderan dari pejabat

Proses jamasan keris yang sedang dilakukan oleh Ndaru di rumahnya. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Aktivitas Ndaru Handoko Aji mendadak sibuk ketika memasuki 1 Muharam alias bulan Suro. Kegiatannya mencuci berbagai benda pusaka semakin padat lantaran banyaknya permintaan yang berdatangan dari para pejabat dan pengusaha sejumlah daerah.

Tinggal di Jalan Batan Timur Raya Nomor 44, Semarang Tengah, Ndaru dalam sehari bisa memandikan puluhan pusaka.

"Hari ini yang saya jamasi ada 30 sampai 50 buah," katanya ketika berbincang dengan IDN Times, Rabu (11/8/2021).

Baca Juga: Diplomasi Keris Ala Menhan Prabowo untuk Perkuat Kerja Sama Pertahanan

1. Tarif jamasan keris cuma Rp50 ribu

Ndaru Handoko Aji memperlihatkan sebuah keris yang akan dijamasi. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ndaru berkata ada banyak pusaka yang dijamasi selama Bulan Suro. Mulai dari pedang, tombak, kerudung, rencong sebilah badik dan tentu saja yang paling banyak adalah keris. 

Sejumlah masyarakat yang berdatangan kepadanya biasanya sering meminta pertolongan supaya pamor kerisnya tambah moncer sehingga punya manfaat untuk kelangsungan kehidupannya. Ia memasang tarif jamasan keris sekitar Rp50 ribu per buah. 

2. Prosesi ritual jamasan keris pakai air kelapa dan kembang setaman

freepik.com/jcomp

Rapalan-rapalan doa pun kerap ia lakukan demi melancarkan ritual jamasan keris. Sebab, ada sejumlah syarat khusus untuk memandikan sebuah keris. 

Untuk memandikan sebuah keris, Ndaru kerap memakai beberapa tetes air kelapa. Kemudian saat membasuh juga menggunakan jeruk nipis dan menyikat keris dengan cairan sabun.

Tak lupa ia menyediakan kembang setaman untuk membuka pamor keris. Kebanyakan keris yang dijamasi berusia sekitar 100 tahun bahkan ada yang berusia 700 tahun. 

"Kalau melihat situasi Suronan pada tahun ini, kemungkinan dari tanggal 10 Agustus 2021 sampai 10 September 2021, saya bisa jamasi 500 keris," ujar lelaki yang sudah menggeluti pekerjaan tukang jamas selama 30 tahun itu.

3. Keris yang dijamasi milik pedagang, PNS, bupati sampai wali kota

Sebuah keris yang dibuka untuk dilakukan jamasan. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ndaru mengatakan kemahirannya memandikan keris dapatkan dari leluhurnya yang bernama Cokro Beksono. Leluhurnya itu merupakan pencuci keris yang tersohor di Semarang. Ndaru sendiri merupakan generasi ketiga pencuci keris. 

Keris yang ia mandikan kebanyakan milik para pedagang, pengusaha, pegawai negeri hingga sejumlah bupati dan wali kota.

"Yang dijamasi rata-rata berasal dari Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kecamatan Purwodadi, Kota Salatiga, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Jepara. Ini saja sudah pada ramai datang ke rumah. Ritual jamasan sampai keluar pamor kerisnya bisa 30 menit hingga sejam," katanya.

Baca Juga: Tragis! Pergi saat Malam 1 Suro, Warga Bangsri Jepara Tewas di Dalam Sumur

Berita Terkini Lainnya