TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Riwayat Congyang, Miras Khas Semarang yang Dipercaya Sembuhkan Masuk Angin

Congyang tolik sangat melegenda di Semarang

Congyang jadi miras favorit di Semarang. Instagram/congyang_smg

Semarang, IDN Times - Berada di tepi Jalan Kusumawardani, Pleburan, Semarang, orang-orang sedang bersantai ria di sebuah warung. Banyak yang berhaha-hihi maupun sekedar ngobrol ngalor-ngidul. Warung yang jadi tempat nongkrong berbagai lintas generasi itu sangat mahsyur dengan sebutan Bams Swikee alias BS. 

Suasana tersebut sering terlihat ketika BS buka saban Senin sampai malam Minggu. Sejumlah warga mengaku nongkrong di BS bisa melepas penat sekaligus mengusir lelah setelah bekerja setiap hari.

Di Bams Swikee pula pengunjung tanpa beban memesan congyang, minuman keras yang sangat melegenda di Semarang. 

"Enak minum congyang di BS. Bisa santai-santai, gak ada beban. Di sini kan juga ada cemilan buat surungan-nya. Buat kita yang suka conyang, tempat ini sangat aman," kata Yanti, seorang warga Kedungmundu kepada IDN Times belum lama ini. 

Baca Juga: Investasi Miras Batal, Perajin Alkohol di Sukoharjo Tetap Produksi

1. Congyang beredar bebas, warga percaya bisa hilangkan pegal dan nyeri

Congyang dipercaya bisa redakan pegal linu dan masuk angin. Instagram/Congyang_smg

Di Semarang, Jawa Tengah ada banyak tempat yang menjual congyang secara bebas. Mulai dari warung pinggir jalan, pertokoan hingga tempat-tempat karaoke. Congyang bagi warga Semarang tidak sekedar minuman yang memabukkan, melainkan juga menjadi minuman favorit pelepas kangen maupun hanya untuk pereda nyeri dan pegal-pegal. 

"Kita kalau minum CY (sebutan lain congyang) berlebihan emang bikin mabuk. Cuman kalau sekedar beberapa sloki ya bisa nyegerin badan. Bapak saya aja kalau masuk angin, pegel-pegel minumnya congyang. Malemnya tidur, besoknya sudah fresh lagi," kata Nurmahmudi, tinggal di Tlogosari, Gayamsari. 

2. Awalnya yang beredar luas adalah A Djong

Tumpukan congyang yang siap diedarkan di Semarang. Instagram/congyang_smg

Dari berbagai sumber yang dihimpun IDN Times, congyang awalnya mulai beredar luas di Kota Atlas pada medio 1980'an. Peracik congyang pertama kali ialah Koh A Djong.

Semula A Djong membuat minuman kesehatan yang diberi nama persis seperti namanya.  Minuman A Djong kemudian beredar luas di Semarang sekitar tahun 1970 silam. Koh A Djong sendiri merupakan ahli silat asal Tiongkok, daratan yang dikenal pernah menjuarai ajang kungfu gaya bebas berulang kali. 

Konon A Djong digembleng selama 27 tahun untuk mendalami kungfu di Tiongkok. A Djong lalu menetap di Semarang atas permintaan orangtuanya.

A Djong kemudian menikahi Auw Yang Ien Nio, seorang perempuan peranakan Tionghoa dari Kampung Gabahan, Lengkong Buntu Semarang Tengah.

"Yang saya tahu, A Djong dulu terkenal sekali. Orang-orang ngenalnya kalau mabuk ya nyarinya minuman A Djong. Kalau gak salah kadar alkoholnya sekitar 35 persen," kata seorang warga Kampung Gabahan yang enggan dikutip namanya. 

3. Congyang lalu diproduksi oleh generasi kedua keluarga Koh A Djong

Botol congyang yang bergambar tiga dewa. Instagram congyang_smg

Setelah A Djong perlahan meredup lalu muncul variasi minuman baru bernama congyang. Orang yang memproduksi congyang adalah Koh Tiong yang tak lain generasi kedua dari keluarga Koh A Djong. 

Laman lokal bregasnews.com mengisahkan bahwa semula congyang dikemas memakai besek terbuat dari bambu. Di dalamnya diberi pengaman dari dami atau padi kering agar botol tidak mudah pecah bila terbentur. 

Tempat produksi congyang terletak rumah sebelah Klenteng Siu Hok Bio di Jalan Wotgandul, kawasan Pecinan. Kemasan botol congyang sejak dulu bergambar anak kecil yang diapit raja dan ratu. 

"Minuman ini diracik sebagai minuman kesehatan dengan khasiat khusus kejantanan. Tetapi pada 1985, simbol itu diganti tiga dewa, hingga berubah lagi menjadi tiga orang hingga sekarang," begitu yang ditulis laman bregasnews.com.

Baca Juga: Perpres Miras Dicabut Jokowi, Penjual Tuak Tuban Beri Komentar Begini

Berita Terkini Lainnya