TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Saat Iduladha, Warga Dilarang Buang Jeroan Hewan Kurban ke Sungai

Perilaku warga sudah memprihatinkan

unsplash.com/betagamma

Klaten, IDN Times- Sejumlah warga yang tinggal di tepi bantaran sungai di Kabupaten Klaten, dilarang membuang jeroan maupun sisa daging pemotongan hewan kurban ke sungai. Pasalnya, kotoran dari hewan kurban berpotensi mencemari permukaan sungai sehingga mengganggu aktivitas warga setempat.

Baca Juga: Selain Hewan Kurban, 6 Hal Ini Paling Dicari Saat Idul Adha

1. Jeroan hewan kurban paling banyak dibuang di anak Sungai Dengkeng

Pixabay.com/Wernerdetjen

Arif Fuad Hidayah, Koordinator Humas Data Sekolah Sungai Klaten mengungkapkan ,perilaku warga Klaten yang kerap mengabaikan kelestarian sungai, saat ini terbilang mengkhawatirkan.

Menurutnya banyak warga yang kerap membuang jeroan maupun sisa daging hewan kurban ke sejumlah anak Sungai Dengkeng. Temuan paling banyak berada di bantaran Sungai Kuning dan Sungai Ujung.

"Banyak sekali (yang membuang jeroan ke sungai). Paling hanya 5 persen yang sudah sadar. Saat kita telusuri ke bantaran sungai, ternyata setiap tahunnya paling banyak ditemukan sampah hasil pemotongan hewan kurban terutama di Kali Kuning dan Kali Ujung," ungkapnya saat berbincang dengan IDN Times, Minggu (14/7). 

2. Jeroan yang dibuang ke sungai menimbulkan bau tak sedap

Miung.com

Ia menyayangkan perilaku warga yang mengabaikan kelangsungan ekosistem sungai tersebut. Padahal, kata Arif, kedua anak sungai itu memiliki aliran air yang deras dan kerap dimanfaatkan oleh warga untuk kebutuhan rumah tangganya.

Lebih jauh lagi, Arif menuturkan, pembuangan jeroan hewan kurban ke sungai berpotensi menimbulkan pencemaran secara masif. Selain memperkeruh permukaan sungai, jeroan hewan juga menimbulkan bau tak sedap.

"Itu bisa mencemari sumur yang ada di sekitarnya. Soalnya Kali Ujung dan Kali Kuning kan banyak digunakan sama warga sekitar. Biasanya buat mandi, mencuci maupun sekedar untuk mencari hiburan. Lha kalau kotoran dan jeroan itu terus-menerus dibuang ke situ, ya jelas menimbulkan pencemaran," akunya.

Baca Juga: Bisnis Kerajinan Batik di Jateng Menggeliat, Ganjar Ikut 'Promosi'

Berita Terkini Lainnya