TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Samcan Kaki Babi Diborong Warga Tionghoa Semarang untuk Sesajen Imlek

Sajen Imlek isinya samcan babi, kue ku, kue moho, dan wajik

Hwa Zhing, seorang pedagang daging babi saat menjajakan dagangannya di lapak Pasar Gang Baru, Pecinan, Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Aneka makanan olahan daging babi menjadi syarat wajib bagi masyarakat China di Semarang ketika merayakan Imlek 2573. Sedari pukul 06.00 WIB pagi, sejumlah warga keturunan Tionghoa yang tinggal di Pecinan berdatangan membeli daging babi di Pasar Gang Baru, kawasan Pecinan Semarang.

Baca Juga: Pandemik Belum Usai, Pasar Imlek Semawis 2022 Semarang Gak Digelar

1. Samcan kaki babi diborong untuk pelengkap sesajen

Kepala babi dan jeroan terlihat dijual oleh pedagang Pasar Gang Baru Pecinan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Seorang pedagang daging babi, Hwa Zhing mengaku, penghasilannya meroket hingga 50 persen per Jumat (28/1/2022).

Menurutnya, pelanggan yang datang ke lapaknya kebanyakan membeli samcan babi. Samcan merupakan bagian kaki dan perut babi yang biasanya diolah menjadi makanan wajib saat Imlek tiba.

"Paling banyak yang dicari samcan kaki babi untuk buat sesajen di rumah-rumah menjelang Imlek. Umumnya kalau mau Imlek samcan babi jadi syarat wajib untuk melengkapi ritual sembahyangan pas Imlek. Tapi ada juga yang dibuat masakan samcing atau babi kecap," aku Hwa Zhing kepada IDN Times.

2. Pedagang daging babi ketiban rezeki berlipat-lipat

Seorang pedagang daging babi melayani pelanggannya die Gang Baru Pecinan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Harga samcan kaki babi yang dijual di lapaknya dibanderol Rp140 ribu per kilogram. Sedangkan untuk satu kepala babi dijual Rp75 ribu per kilogram, satu renteng sosis babi diual Rp150 ribu, daging babi dijual Rp120 ribu serta jeroan babi dijual Rp10 ribu per kilogram. Rata-rata harga daging babi telah mengalami kenaikan 20 persen mendekati Imlek.

Lebih lanjut, Hwa Zhing berkata, dengan datangnya perayaan Imlek membuatnya mendapatkan berkah berlipat-lipat. Meski lima tahun terakhir penggunaan babi untuk sesajen di klenteng berkurang drastis, akan tetapi jumlah permintaan dari masyarakat Thionghoa masih terus meningkat.

"Kalau normalnya kan saya cuma potong satu ekor babi. Nah, berhubung penjualannya laris jadinya saya potong dua ekor atau setara dengan dua kuintal. Setiap hari dapat pasokan babi dari peternakan Kopeng dan Kota Solo," katanya.

3. Kue moho, kue ku, wajik dan samsan jadi bahan sesajen di rumah

ilustrasi kue moho pisang (cookpad.com/Leny Handayani)

Ia memperkirakan puncak pembelian daging babi akan terjadi dua hari menjelang Imlek tiba. Ia mengatakan biasanya orang-orang Thionghoa Semarang rutin mencari kue moho, kue ku dan wajik untuk dijadikan bahan sesajen di rumah.

"Kue ku, kue moho, wajik dan samcan babi jadi pelengkap sesajen. Orang Pecinan kalau gak pakai sesajen tersebut ngerasanya ada yang kurang," ujar generasi keempat penjual daging babi di Gang Baru tersebut.

4. Pedagang Gang Baru raup keuntungan Rp1,5 juta

Aktivitas penjualan daging babi Pasar Gang Baru Pecinan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sedangkan peningkatan penjualan daging babi juga dirasakan oleh seorang pedagang lainnya, Agus Hartoyo. Agus menyampaikan dagangannya laris diborong pelanggan saat mendekati Imlek.

Sejak Subuh ia sudah melayani pembeli di Gang Baru.

"Kalau diitung-itung dagangan saya sudah laku 7 kuintal. Uang yang saya dapat ya sekitar Rp1,5 juta," katanya.

Baca Juga: Panggil Para Dewa, Umat Tionghoa Terbangkan Uang Arwah di Gedung Rasa Dharma

Berita Terkini Lainnya