TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga di 199 Desa yang ada di Banjarnegara Rawan Terkena Longsor

Daerah rawan longsor ada di sisi utara

ANTARA FOTO/Seno

Banjarnegara, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara menyatakan bencana tanah longsor tetap menjadi ancaman utama bagi warganya yang tersebar di 20 kecamatan. Pasalnya, mayoritas warga setempat tinggal di area lereng perbukitan dengan tingkat kemiringan di atas 60 derajat. 

Baca Juga: 2.335 Keluarga di Bantul Tinggal Di Zona Bahaya Tanah Longsor

1. Terdapat 199 desa masuk resiko bencana longsor tertinggi

IDN Times/Rudal Afgani

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo mengatakan dari data kajian resiko bencana yang diterbitkan pada 2019 diketahui saat ini terdapat 199 desa yang tergolong dalam wilayah risiko bencana longsor yang tinggi. 

"Artinya lebih dari 70 persen kecamatan di Banjarnegara sudah termasuk rawan tanah longsor. Sedangkan sisanya masuk kategori resiko sedang dan rendah," kata Andri saat berbincang dengan IDN Times melalui sambungan telepon, Jumat (1/11). 

Baca Juga: Masuki Penghujan, Prototipe Deteksi Longsor Dipasang di Banjarnegara

2. Daerah rawan longsor ada di sisi utara Banjarnegara

IDN Times/Gideon Aritonang

Kawasan resiko bencana longsor yang tinggi rata-rata berada di sisi utara Banjarnegara. Di lokasi tersebut, katanya terdapat 20 kecamatan. 

"Indikator risiko tanah longsor yang berpotensi melanda wilayah kami tahun ini tergolong sangat tinggi. Minimal sekarang ada satu sampai dua desa yang memiliki potensi terkena imbas bencana longsor, " akunya. 

3. Rumah-rumah warga ada di titik kemiringan lebih dari 60 derajat

Dok. Pribadi

Andri menjelaskan, karakteristik rumah warga yang terletak di tebing dengan tingkat kemiringan diatas 60 derajat, membuat mereka rentan terkena tanah longsor. 

Di samping itu, menurutnya banyak warga juga masih tinggal di tepian bantaran sungai.

"Secara teknis, kapasitas masyarakat untuk menyadari terkait ancaman longsor ini, masih rendah. Apalagi kan banyak rumah berada di pinggir sungai. Pengalaman kita yang dulu-dulu, ketika Desa Jemblung terkena longsor, kondisi rumah warganya juga bawahnya ada sungai. Kondisi topografis inilah yang harus diwaspadai masyarkat," bebernya. 

Baca Juga: Peringatan BPBD, Waspada Angin Kencang di Banjarnegara Hingga November

Berita Terkini Lainnya