Wilayah Pegunungan Jateng Bakal Diguyur Hujan Sporadis, Hindari 4 Area Ini
Sebisa mungkin hindari pepohonan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang menyatakan musim kemarau pada tahun 2022 terjadi sangat singkat ketimbang kondisi tahun sebelumnya. Berdasarkan analisa cuaca yang dilakukan BMKG Meteorologi Ahmad Yani, musim kemarau yang termasuk kategori basah hanya terjadi tiga bulan atau dari Mei sampai Juli 2022.
Sedangkan ketika awal Agustus sampai September telah memasuki peralihan musim penghujan.
"Untuk bulan ini menuju ke September sudah masuk peralihan musim hujan. Sehingga musim kemarau tahun ini hanya berlangsung beberapa bulan saja. Yakni hanya dari Mei sampai Juli. Itupun karakteristiknya kemarau basah," ujar Rani Puspita Ekawati, seorang analis cuaca Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang kepada IDN Times, Jumat (9/8/2022).
Baca Juga: IDI Jateng Minta Warga Jauhi Monyet dan Tikus Agar Tidak Tertular Cacar Monyet
1. Pertumbuhan awan hujan masih labil
Rani menyampaikan dinamika atmosfer yang muncul di perairan utara Jawa Tengah membuat suhu muka laut di selatan Jawa Tengah dan Laut Jawa menjadi lebih menghangat.
Rani berkata pertumbuhan awan hujan yang terjadi di atas langit Jawa Tengah telah memicu suhu udara yang tidak stabil.
"Adanya peralihan musim menuju penghujan salah satunya disebabkan dinamika atmosfer yang membuat suhu muka laut lebih hangat. Ini kemudian yang mengakibatkan pertumbuhan aktivitas awan hujan masih labil," jelasnya.
Baca Juga: Ngaku Haid, Sipir Lapas Semarang Temukan 396 Pil Koplo di Vagina Devi