IDI Jateng Minta Warga Jauhi Monyet dan Tikus Agar Tidak Tertular Cacar Monyet

Cacar monyet bisa sembuh, tapi...

Semarang, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah meminta masyarakat untuk menghindari hewan liar macam monyet, tikus, dan bajing supaya tidak tertular penyakit cacar monyet (monkeypox). Musababnya, hewan tersebut berpotensi menjadi sumber penularan cacar monyet yang belakangan ini merebak di sejumlah negara. 

"Penularannya cacar monyet bisa dari hewan. Termasuk monyet, tikus, dan bajing kalau bisa dihindari aja. Misalnya jika ada makanan di rumah yang habis kena jejaknya tikus lebih baik segera disingkirkan. Jangan dipegang karena bisa jadi sumber penularan penyakitnya," kata Ketua IDI Jateng, dr Djoko Handojo, Jumat (5/8/2022).

1. IDI sarankan warga tidak bersentuhan dengan pasien cacar monyet

IDI Jateng Minta Warga Jauhi Monyet dan Tikus Agar Tidak Tertular Cacar MonyetKetua IDI Jateng dr Djoko Handojo menunjukan contoh foto pasien cacar monyet yang ditemukan di Afrika. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia menjelaskan, risiko penularan cacar monyet juga bisa diantisipasi dengan menghentikan aksi perburuan binatang. Walaupun cacar monyet tergolong penyakit dengan tingkat keparahan yang rendah, akan tetapi menurutnya virus tersebut bisa menular melalui cairan ruam yang timbul pada kulit. 

"Jadi jangan berburu dulu karena kondisinya masih seperti ini. Lalu jangan bersentuhan dengan orang yang kena cacar. Karena cacar monyet bisa menular lewat cairan ruamnya," jelasnya. 

Baca Juga: Bandara Semarang Antisipasi Cacar Monyet, Sopir Pati Pasien Suspek

2. Gejala cacar monyet bisa lewat ketiak, leher, dan selangkangan

IDI Jateng Minta Warga Jauhi Monyet dan Tikus Agar Tidak Tertular Cacar Monyetilustrasi nyeri leher (pexels.com/Kindel Media)

Lebih lanjut, bagi seseorang yang terinfeksi cacar monyet akan mengalami masa inkubasi selama enam hari sampai 21 hari atau selama tiga minggu. Setelah inkubasi, baru muncul gejala klinis pada tubuh. Mulai dari demam, nyeri kepala dan punggung, ruam pada kulit.

Yang membedakan dengan cacar air pada umumnya ialah ditemukannya pembengkakan kelenjar getah bening. 

"Maka dari itu kita perlu waspada. Kalau ada anak yang demam tinggi harus secepatnya dibawa ke puskesmas. Tapi, cacar monyet itu bisa sembuh sendiri kalau sudah melewati masa inkubasi. Karena gejalanya akan muncul enam sampai 21 hari, setelah itu ruamnya akan rontok sendiri. Bedanya cacar monyet dengan cacar air biasa itu gejalanya nyeri kepala, nyeri punggung, ruam-ruam di kulit dan muncul pembesaran kelenjar getah bening. Kalau itu sudah keluar, para dokter akan periksa di bagian leher, ketiak dan selangkangan," jelasnya. 

3. Cacar monyet bisa sembuh dengan minum obat demam dan vitamin

IDI Jateng Minta Warga Jauhi Monyet dan Tikus Agar Tidak Tertular Cacar Monyetilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Adapun, untuk mengobati cacar monyet bisa dilakukan dengan pemberian obat demam dan tambahan asupan vitamin. Oleh sebab itulah, ia mengimbau supaya warga tetap tenang dan tidak perlu panik mengingat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyatakan bahwa sampai sekarang belum ada satu pun warga yang dipastikan terkonfirmasi cacar monyet. 

"Di luar negeri kan sudah bermunculan. Hanya saja di Indonesia menurut Kemenkes sampai saat ini belum ada terkonfirmasi cacar monyet. Nah, memang betul tanggal 3 Agustus 2022 ada gejala tersebut. Cuma, kita masih menunggu tindak lanjut dari uji laboratorium apakah benar positif cacar monyet atau tidak. Secara umum yang harus kita lakukan ya tetap menjalankan protokol kesehatan. Kalau seandainya ada yang kena cacar monyet penyembuhannya hanya dengan obat demam dan vitamin saja. Ruamnya nanti bisa hilang sendiri," pungkasnya. 

Baca Juga: Pedoman Pencegahan dan Penanganan Cacar Monyet, Lakukan Ini!

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya