Turun ke Jalan, Ratusan Petani Hutan di Blora Dukung KHDPK
Gelar Aksi di Depan Gedung DPRD
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Blora, IDN Times - Ratusan petani hutan gelar aksi di depan gedung DPRD Kabupaten Blora untuk mendukung kebijakan Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) diterapkan.
Kelompok massa yang menamai gabungan Kelompok Tani Hutan (KTH) Blora Selatan itu juga mendesak agar Pemkab dan DPRD Blora mendukung program yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Perhutanan (LHK). Selama ini wilayah hutan dikelola oleh Perhutani.
Baca Juga: Potret Evakuasi Pesawat T-50i Golden Eagle yang Jatuh di Blora
1. Desak DPRD dan pemkab mendukung KHDPK
Suprapto salah satu ketua KTH mengatakan, agar program KHDPK ini segera di sosialisasikan ke bawah, sebab dia memandang kebijakan KHDPK ini lebih berpihak kepada masyarakat dan memberikan kepastian akses legal pengelolaan lahan hutan ke masyarakat.
"Kami mendesak agar DPRD dan Pemkab Blora mendukung program KHDPK diterapkan dan segera disosialisasikan ke bawah," kata Suprapto, Rabu (20/7/2022).
Dia berpandangan KHDPK ini adalah salah satu akses pengentasan kemiskinan masyarakat pinggir hutan yang selama ini tidak memiliki tanah atau sawah.
"Kita mendukung SK 287 tentang KHDPK untuk diterapkan. Sehingga kita yang hidup di pinggir hutan juga mempunyai kemanfaatan pengelolaan hutan sosial. Tidak hanya berperan ikut menjaga hutan saja," kata.
Yadi, salah satu petani hutan di Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung mengatakan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir luas lahan pertanian yang dia garap di hutan semakin hari semakin menyusut. Penyebabnya salah satunya adalah ulah oknum nakal Perhutani yang memetak - metakkan lahan hutan kemudian menyewakan kepada petani kaya atau pemodal besar.
"Dulu bisa menggarap 1 hektar, sekarang 200 meter persegi saja tidak ada. Ada oknum dari mandor hutan (perhutani) yang membagi atau memetak-metakkan lahan, sekarang semua orang bisa garap lahan itu (hutan sosial). Padahal saya juga bayar pajak. Saya orang yang tinggal di kawasan hutan," tambahnya.
Baca Juga: Menguak Pertapaan Keramat Mbah Suro Nginggil di Blora, Sulit Dijamah Manusia!