TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

121 KK di Solo Dapat Kompor Listrik 450 Watt Subsidi PLN, Ramah Anak

Warga dapat juga dapat tungku dan wajan

Warga Mojo, Solo masak gunakan kompor listrik. (IDN Times/Larasati Rey)

Surakarta, IDN Times - Sebanyak 121 kepala keluarga di Kelurahan Mojo, Kecamatan Semanggi, Kota Solo mulai menggunakan kompor listrik sebagai alat untuk memasak setiap hari. Kompor listrik tersebut merupakan bantuan dan subsidi dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero).

Baca Juga: PLN dan Modena Bermitra, Beli Kompor Listrik dapat Voucer Tambah Daya

1. Dinilai lebih ramah anak dan aman

Warga Mojo, Solo masak gunakan kompor listrik. (IDN Times/Larasati Rey)

Salah satu warga Kelurahan Mojo, Kateni (47) mengaku, penggunaan kompor listrik lebih aman, terutama bagi anak-anak.

Meski sudah memakai kompor listrik, ia setiap harinya masih tetap menggunakan kompor dari bahan bakar gas. Kompor gas hanya digunakannya untuk berjualan keliling menjajakan bakso goreng dari rumah ke rumah.

"Kalau pakai kompor gas dulu biasanya tiga hari sudah ganti, yang tabung 3 kilogram. Tapi ini ada kompor listrik di rumah ya terbantu. Beli gas-nya jadi sekali minggu sekali kalau memasak pakai kompor listrik," katanya saat ditemui IDN Times di rumahnya, Rabu (28/9/2022).

Kateni sendiri menerima bantuan kompor listrik sejak 2 bulan terakhir. Ia dan anaknya berusia 7 tahun setiap hari menggunakan kompor tersebut.

"Kalau kompor listrik ini aman, terutama untuk anak-anak, kan gak panas kompornya dan anak biasa goreng telur, masak air jadi gak khawatir," katanya.

2. Tak memengaruhi biaya listrik

Meteran listrik yang terpasang di rumah pemakai kompor listrik. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, salah seorang warga lain Suparmi (50) merasa saat menggunakan kompor listrik tidak menambah biaya listrik setiap bulan. Ia mengaku mendapat subsidi dari PLN.

Ia menggunakan kompor listrik setiap hari untuk memasak dan keperluan lainnya. 

"Listrik saya dinaikkan sama PLN jadi 2200 watt. Kompornya 1500 watt, tapi di administrasi tetap 450 watt, kan subsidi. Kalau setiap bulan sebelum pakai kompor listrik saya biasa isi token Rp50 ribu untuk sebulan itu dapat sekitar 73 Kwh. Karena dapat subsidi, pakai kompor listrik ini juga masih tetap Rp50 ribu isi sebulan," ujarnya.

Kendati demikian, Suparmi mengaku dilema lantaran tidak mengetahui ke mana dirinya memperbaiki kompor jika nantinya kompor tersebut rusak. Menurutnya, hal tersebut tidak disosialisasikan oleh PLN.

"Kalau sekarang enak ya, tapi gak tahu untuk ke depan kalau rusak kan ya mahal juga kompor listrik. Servisnya di mana terus pasti mahal-mahal komponennya, ya," akunya.

Baca Juga: 3 Keuntungan Pakai Kompor Listrik di Rumah, Menurut Warga Solo

Berita Terkini Lainnya