TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Data KPA Solo, Tiga Bulan Kasus HIV AIDS Naik Hingga 100

Banyak masyarakat yang malu berobat.

Rumah HIV AIDS Yayasan Lentera di Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Surakarta, IDN Times - Berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo, mengungkapkan kasus HIV AIDS di Kota Solo mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris KPA Kota Solo, Widdi Srihanto.

Baca Juga: Walah! 52 Ribu Warga Jateng Kena HIV/AIDS, Dinkes Akui Baru Periksa 70 Persen

1. Alami kenaikan cukup signifikan

Anak penderita ODHA di Solo digendong oleh relawan. IDNTimes/Larasati Rey

Widdi mengatakan tingginya kasus HIV AIDS tersebut berdasar pada data penderita orang dalam HIV AIDS (ODHA) yang melakukan pengobatan di sejumlah fasilitas kesehatan di Kota Solo.

"Kasus HIV AIDS di Kota Surakarta ini memang sangat signifikan ya naiknya dari tahun ke tahun di Subosukowonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Kalten, dan Sragen) mereka yang berobat di kota Solo tercatat 4.546, dan kalau Solo sendiri 962," jelasnya saat ditemui di Yayasan Lentera, Jebres, Rabu (1/12/21).

Lebih lanjut, Widdi mengatakan jumlah penderita ODHA sendiri mengalami peningkatan hingga 100 ODHA pada tiga bulan lalu. "Dari kemarin sampai dengan bulan sebelum Oktober masih 851 kira-kira itu, akhir tahun ini mulai naik jadi 962 orang," lanjutnya.

2. Penderita ODHA sulit dideteksi

Rumah singgah Yayasan Lentera di Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Widdi mengku kesulitan dalam mendata secara pasti jumlah penderita ODHA di Kota Solo, pasalnya penderita ODHA tersebut sulit dideteksi. Menurutnya, data yang diambil selama ini berasal dari data penderita ODHA yang melakukan pengobatan di layanan kesehatan.

"Kita belum memprediksi, dan baru kita cari. Bahkan para relawan-relawan yang kita sebar belum bisa mendata secara pastinya. Kenapa ini naik? karena memang kasusnya itu mereka kadang yang mau berobat yang kelihatan, berdasarkan data dari laporan dari faskes," jelasnya.

"Yang menjadi masalah adalah mereka yang sudah berobat ini kemudian berhenti dan dicari gak ada, namanya lolos follow up ini yang menjadi tugas kita dan tugas warga peduli AIDS ini ditinggakt keluarahan ikut mendeteksi," ungkapnya.

Pemerintah Kota Solo sendiri telah memberikan layanan pengobatan gratis kepada para penderita ODHA di Kota Solo. Namun, program tersebut nampaknya belum mencakup semua penderita ODHA. Widdi mengatakan stigma negatif dari masyarakat terhadap para penderita ODHA ini menjadi pengaruh besar sikap terbuka para pendiri, tak jarang banyak dari mereka memiliki untuk tidak berobat lantaran malu dan takut dikucilkan.

"Itu menjadi tugas KPA, begitu penderita AIDS dan kasihan orang mendekat pun gak mau. Mereka takut tertular selain orang tua juga pada anak-anak juga. Padahal cara menularnya itu berbeda, tidak melalui makanan, sosialisasi bareng, terus pelukan tidak, untuk itu kita terus lakukan sosialisasi," ungkapnya.

Baca Juga: Catat! ASN Solo yang Mudik Natal dan Tahun Baru Bakal Kena Sanksi

Berita Terkini Lainnya