Sungai Pusur Penopang Pertanian dan Ekonomi Petani di Klaten
Tak pernah alami kekeringan saat musim kemarau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klaten, IDN Times - Para petani di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, hingga kini tidak pernah kekurangan pengairan untuk sawah-sawah mereka karena pasokan air yang sangat melimpah dari Sungai Pusur kendati memasuki musim kemarau.
Kondisi tersebut menjadikan Klaten merupakan daerah lumbung pangan nasional saat ini dengan luas lahan pertaniannya yang mencapai 31.943 hektar (ha).
Sungai Pusur yang berada di Kabupaten Klaten ini pada awalnya merupakan sasaran tempat pembuangan sampah oleh warga yang tak bertanggung jawab.
Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Klaten, Liburan Murah Meriah Tiket Mulai Rp2 Ribu
1. Petani bisa hasilkan beras Rojolele.
Salah seorang petani dari Desa Polan, Polanharjo, Klaten, Slamet mengatakan tidak pernah mengalami kekeringan air di persawahannya. Menurutnya aliran air dari Sungai Pusur sangat membantu kecukupan air bagi para petani di desanya.
“Kami tidak terlalu repot kalau masalah air. Sawah-sawah kami tidak pernah kering meskipun musim kemarau karena adanya Kali Pusur, ujarnya, Senin (10/4/2023).
Petani lainnya yang berasal dari Desa Delanggu, Polanharjo, Daliman, juga menyampaikan hal yang sama. Dia juga mengatakan tidak pernah mengalami kekeringan air di persawahannya meskipun terjadi musim kemarau.
“Semua lancar meskipun ada musim kemarau. Irigasinya dari Kali Pusur yang pusatnya berasal dari sudetan Umbul Cokro,” katanya.
Berkat pengairan persawahan dari Sungai Pusur ini, para petani di Klaten juga berhasil memproduksi beras Rojolele Srinar Srinuk, yang berasal dari varian IP 400. Beras primadona dari Solo Raya ini pertama kali dikembangkan di Desa Delanggu, Kecamatan Polanharjo.
Baca Juga: Pertama di Luar Jabodetabek, Stasiun Klaten Dilengkapi Pos Kesehatan