Gus Mus: Dakwah Sunan Kudus, Bukan Orang Islam Saja yang Ayem
Dakwah Sunan Kudus masih dilestarikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kudus, IDN Times - Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus menyebutkan warisan semangat dakwah Kanjeng Sunan Kudus hingga sekarang masih dilestarikan masyarakat Kudus. Sehingga kehidupan yang ada di Kudus bisa berlangsung aman dan damai.
Baca Juga: Ratusan Warga Berebut Banyu Penguripan di Menara Sunan Kudus
1. Dakwah Sunan Kudus membuat masyarakat anyem
Hal itu diungkapkan Gus Mus saat Pesamuan Ta’sis Masjid al-Aqsha Menara Kudus pada Kamis (12/3) malam. Selain Gus Mus, ada beberapa budayawan hingga seniman turut hadir pada acara itu. Seperti, Astono Candra Dana dari Bali, Candra Malik dari Karanganyar, Sosiawan Leak (Surakarta), Jadul Maula (Yogyakarta) dan Anashom (Semarang).
Pada kesempatan itu, Gus Mus mengatakan, bahwa cara dakwah Sunan Kudus membuat masyarakat ayem. Tidak hanya orang Islam tetapi juga orang non muslim. Hal tersebut karena ruhut dakwah Sunan Kudus.
“Karena ruhut dakwah (semangat dakwah) Sunan Kudus bukan hanya tidak makan Sapi. Tapi mikraj kabeh. Yang ndak cuman siji loro. Mandiri kabeh, mikraj kabeh,” ujar dia.
Baca Juga: Salah Ucap Soal Menara Kudus, Miss Indonesia Asal Kudus Ngaku Nervous