Kualitas Air Sungai Serayu Menurun, Kebutuhan Air PDAM Terancam

Penumpukan sedimentasi lumpur capai 88 persen

Banyumas, IDN Times - Kebutuhan air baku yang dibutuhkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Satria Banyumas terancam terganggu. Hal itu diakibatkan kondisi kualitas air Sungai Serayu yang sudah tidak sebagus sebelumnya.

Salah satu indikasinya adalah penumpukan sedimentasi lumpur yang sudah mencapai 88  persen lebih di bendung Sudirman Mrica Banjarnegara yang dikelola oleh PT Indonesia Power dari aktivitas flushing.

1. Perlu komitmen pihak terkait

Kualitas Air Sungai Serayu Menurun, Kebutuhan Air PDAM TerancamBambang Haryano, ketua komisi C DPRD Jateng. (Dok. IDN Times)

Flushing imerupakan upaya pemeliharaan waduk dengan cara mengosongkan tampungan serta menggelontorkan sedimen untuk mengembalikan volume efektif waduk.

Ketua Komisi C DPRD Jateng, Bambang Hariyanto mengharapkan adanya perbaikan layanan akibat kondisi tersebut. Ia mendorong political will (karsa politik) dari pemangku kepentingan untuk membenahi kinerja PDAM tersebut.

"Mengenai wacana mengubah badan hukum perusahaan dari perusahaan daerah menjadi perseroan daerah, butuh langkah-langkah untuk mencari dana bagi PDAM," katanya saat Dialog Interaktif Mencari Solusi Problematika PDAM Tirta Satria di Hetero Space Purwokerto, Kamis (18/4/2024).

Baca Juga: Serayu Coffee and Eatery di Banyumas, Kafe Viral Bagi Penikmat Senja

2. Marak alih fungsi lahan di hulu

Kualitas Air Sungai Serayu Menurun, Kebutuhan Air PDAM TerancamIlustrasi alih fungsi lahan. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Sementara itu, pengamat dan pegiat lingkungan Banyumas, Eddy Wahono mengatakan, flushing tersebut dilakukan sebanyak dua kali dalam satu minggu. Ia menyebutkan, kegiatan tersebut memengaruhi kualitas Sungai Serayu.

"Setidaknya sudah dua kali Serayu mengalami penurunan kualitas air pada tahun 2014 berdampak pada kematian ribuan ikan karena flushing," katanya kepada IDN Times, Minggu (21/4/2024).

Flushing kedua dilakukan pada 1--6 April 2022 yang berdampak pada matinya jutaan ikan dan lumpuhnya pasokan air baku PDAM dari Sungai Serayu. Pasalnya, kepekatan air mencapai 100 NTU--satuan Tingkat Kepekatan Air.

3. Pencemaran limbah rumah tangga memperparah

Kualitas Air Sungai Serayu Menurun, Kebutuhan Air PDAM TerancamIlustrasi sungai Krobokan di Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang tercemar sampah masyarakat. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Eddy menyebutkan, kondisi diperparah lantaran suplai air baku dari Gunung Slamet di Baturaden, tepatnya hulu Sungai Belot terancam terganggu karena maraknya penggundulan hutan berupa alih fungsi hutan menjadi kehutanan sosial.

"Dampaknya adalah hilangnya daerah resapan air yang akan berakibat berkurang atau bahkan hilangnya mata air di Gunung Slamet dan menurunnya kualitas air yang memengaruhi suplai air dan matinya mata air," jelasnya.

Lebih lanjut, Eddy mengingatkan, nantinya saat hujan akan terjadi banjir sehingga membawa sedimen lumpur berakibat longsor dan pendangkalan di badan sungai, pada saat musim kemarau akan berkurang suplai airnya karena rusak dan matinya mata air.

Dirinya berharap, pihak terkait memberikan penyelesaian dan solusi ke depannya atas persoalan tersebut.

"Kebutuhan pasokan air baku berupa air permukaan PDAM Tirta Satria ke depan akan berat dan susah diperoleh untuk memenuhi target kebutuhan pelayanan masyarakat akan air minum. Air baku yang berasal dari sungai Serayu juga sudah sangat sulit dijamin kuantitas dan kualitasnya karena meningkatnya pencemaran limbah rumah tangga berupa limbah cair dan sampah terutama sungai ordo 2 dan 3 anak sungai Serayu yang melintas di perkotaan serta penggunaan pestisida pada pertanian," ucapnya.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Wisata di Wonogiri, Ada Hidden Gem Air Terjun Seloresi

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya