9 Kabupaten Kota di Jateng Berstatus Tanggap Darurat, 40 KK Direlokasi
Intinya Sih...
- BNPB menetapkan 9 wilayah di Jawa Tengah sebagai kawasan tanggap darurat bencana karena banjir bandang.
- Kesembilan kabupaten/kota tersebut antara lain Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, dan lainnya.
- BNPB akan memberikan bantuan kebutuhan dasar bagi para penyintas korban serta melakukan relokasi warga yang terdampak banjir.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menyatakan telah menetapkan sembilan wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah sebagai kawasan tanggap darurat bencana.
Hal ini menurut Suharyanto tak lepas dari banyaknya rentetan bencana banjir bandang yang melanda wilayah tersebut dalam kurun waktu bersamaan.
"Kemudian ini juga menetapkan sembilan kabupaten/kota tanggap darurat. Tentu saja pemerintah hadir sesuai arahan bapak presiden. Kita turun langsung memberikan bantuan kebutuhan dasar bagi para penyintas korban. Kebutuhan dasar pengungsi ini harus benar-benar dipenuhi," tutur Suharyanto usai rakor penanganan kebencanaan di Gedung B Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Senin (18/3/2024).
Baca Juga: BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tanggulangi Bencana di Jateng
1. Daftar sembilan daerah tanggap darurat bencana
Kesembilan kabupaten/kota yang berstatus tanggap darurat bencana antara lain Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara dan Kabupaten Grobogan.
Dalam pemaparan data mitigasi kebencanaan, Suharyanto juga bilang kejadian bencana di Indonesia meningkat. Tahun ini saja sudah muncul 502 bencana padahal posisinya masih memasuki bulan Maret 2024.
"Bulannya masih panjang tetapi bencananya meningkat. Dan 104 di antaranya terjadi di Jawa Tengah. Untuk Jawa Barat tetap nomor satu tiga tahun terakhir. Ada 150 bencana di Jawa Barat. Artinya kita hidup di Jawa Tengah yang setiap hari ada bencana," bebernya.
"Luar biasa tahun ini. Karena tahun kemarin saya hanya ke Semarang tapi sekarang bisa tiga kali ke Demak," katanya.
2. Pemda wajib penuhi kebutuhan dasar pengungsi
Editor’s picks
Ia menjelaskan kebutuhan dasar para pengungsi harus dipenuhi setiap pemerintah daerah (pemda). Untuk memberikan kebutuhan dasar bagi pengungsi perempuan, pemda wajib menyediakan pakaian dan pembalut.
Di samping itu, BNPB juga berusaha menanggulangi dampak bencana dengan membangun dapur umum, menyediakan perahu karet, perahu politelin dan semua kebutuhan bencana lainnya di lapangan.
"Dan termasuk anggaran operasional selama masa tanggap darurat. Intinya di tanggap darurat ini kita harus sepakat. Keselamatan masyarakat harus diutamakan," sambungnya.
3. Pemkot Semarang usul relokasi 30-40 warga
Seusai tanggap darurat, pihaknya nantinya melakukan transisi darurat. Transisi darurat dilakukan dengan merelokasi sejumlah warga yang tidak bisa lagi menempati rumah mereka karena terdampak banjir.
Saat ini, tambahnya, baru Pemkot Semarang yang mengusulkan relokasi warganya sebanyak 30--40 KK.
"Relokasi yang sudah melaporkan adalah Kota Semarang. Ada 30-40 KK yang direlokasi. Pemda sedang siapkan lahannya. Nanti kalau lahannya sudah clear and clean BNPB akan bangun rumahnya. Secepatnya," terangnya.
4. Pemda diklaim akan bantu bangun rumah warga
Suharyanto berjanji masing-masing pemda akan membantu mendirikan rumah bagi warga yang terdampak banjir. Setelahnya BNPB akan melakukan proses rehabilitasi untuk membangun konstruksi infrastruktur dan rumah-rumah yang rusak.
Ia berharap adanya perbaikan konstruksi infrastruktur pada masa mendatang warga tidak lagi terdampak banjir. "Jadi tahun depan jika ada kejadian seperti ini tidak terulang," akunya.
Baca Juga: BMKG Ungkap Siklus Perigi dan Hujan Ekstrem Sebabkan Semarang Kebanjiran