Balai Bahasa Sarankan Para Guru Gabungkan Dongeng dan Bahasa Jawa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Balai Bahasa Jawa Tengah mendorong para guru bahasa daerah masing-masing sekolahan untuk berkreasi dalam memberikan metode pembelajaran bagi siswanya.
Baca Juga: 9 Jenis Kata Seru dalam Bahasa Jawa, Sudah Tahu Belum? Ojo Lali
1. Bahasa Jawa bisa dipadukan dengan komedi tunggal dan dongeng
Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah, Syarifuddin mengatakan Jawakreativitas dalam mengajar menjadi salah satu upaya mempertahankan eksistensi bahasa Jawa.
Dengan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang digulirkan saat ini, semestinya guru bahasa daerah punya kebebasan mengajar di ruang kelas.
Salah satu yang perlu digencarkan ialah mengajar sambil mendongeng, bermain komedi tunggal, menulis cerita anak, dan membaca geguritan memakai bahasa daerah.
"Jadi, penggunaan bahasa daerah tidak hanya sebatas pembelajaran formal, sesuai dengan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar," tuturnya, Jumat (1/3/2024).
2. Pertahankan bahasa Jawa dengan menggunakan
Dalam bimtek pengajar utama program Revitalisasi Bahasa Daerah Tingkat SMP, ia menjelaskan strategi utama untuk mempertahankan bahasa daerah adalah dengan menggunakannya.
Editor’s picks
Kehadiran lembaga bahasa dan jurusan bahasa tidak akan berpengaruh jika tidak disertai dengan penuturan.
3. Guru punya tanggung jawab teruskan bahasa Jawa
Menurutnya guru bahasa memiliki tanggung jawab untuk mentransmisikan bahasa Jawa kepada keturunannya. Artinya tdak hanya mengajar siswa di sekolah.
"Kalau mengajar pelajaran bahasa daerah memakai bahasa Jawa, di rumah juga dipakai. Bahasa itu, kalau penuturnya tetap menggunakan secara intens, tentu aman," paparnya.
4. Balai Bahasa ajak penutur dukung bahasa daerah
Saat ini Balai Bahasa Jateng juga terus memberikan penguatan dengan mengajak para penutur agar mempunyai sikap positif terhadap bahasa daerahnya. Penutur yang tidak menanamkan sikap positif, maka tidak akan menggunakannya.
"Kalau dia cinta bahasa Jawa, pasti akan menggunakannya," tegasnya.
Dia juga menceritakan bahwa dirinya ketika berkomunikasi dengan keluarga di kampung halamannya juga tetap menggunakan bahasa daerah yakni bahasa Bugis.
"Itu sebenarnya suatu bentuk pemertahanan bahasa. Satu strateginya, yakni gunakan. Walaupun saya digempur bahasa Jawa, saya setiap berkomunikasi dengan keluarga saya, di kampung halaman, saya selalu menggunakan bahasa ibu," ujarnya.
Baca Juga: AMSI: Media Online di Jateng Baru 12 yang Terverifikasi