Hadapi Era AI, Udinus Semarang Tentukan Kelulusan Lewat Teknologi

Udinus bersiap jawab tantangan zaman

Intinya Sih...

  • Udinus akan mengurangi penggunaan paper untuk menentukan kelulusan mahasiswa
  • Kampus berbasis teknologi informasi akan menelurkan lebih banyak produk AI
  • Dosen diarahkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya, termasuk sampai jenjang doktoral

Semarang, IDN Times - Kampus Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang memastikan akan mengurangi penggunaan paper untuk menentukan kelulusan para mahasiswanya. Sebagai gantinya, kampus berbasis teknologi informasi tersebut akan menelurkan lebih banyak produk teknologi kecerdasan buatan atau artificial Intelligence (AI) guna menentukan standar kelulusan.

Baca Juga: Perkenalkan Guys! Ini Dia Robot Gamelan Karya Mahasiswa Udinus, Bisa Main 24 Jam

1. Rektor Udinus tegaskan kurangi penggunaan jurnal

Hadapi Era AI, Udinus Semarang Tentukan Kelulusan Lewat TeknologiKetua Alumni Udinus Mayjen TNI Nugroho Sulistyo dan Rektor Udinus, Prof Edi Noersasongko. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Rektor Udinus, Prof Edi Noersasongko mengungkapkan saat ini kampusnya sudah banyak mengurangi penggunaan jurnal, tesis dan skripsi untuk menentukan kelulusan masing-masing mahasiswanya.

"Pertama kita sekarang sudah banyak mengurangi papper-papper seperti tesis dan skripsi lalu kita memperbanyak dalam bentuk produk. Oleh karenanya, para mahasiswa sekarang banyak memunculkan inovasi unggulan. Seperti robot gamelan, becak listrik, ada animasi juga yang ternyata itu sangat  bersentuhan dengan dunia kerja," kata Edi usai menghadiri acara wisuda ribuan mahasiswa Udinus di Ballroom Poncowati, Patrajasa Semarang, Kamis (25/4/2024).

2. Para dosen dipacu agar menjadi profesor

Hadapi Era AI, Udinus Semarang Tentukan Kelulusan Lewat TeknologiMahasiswa Udinus Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia menyampaikan dengan membuat produk berbasis teknologi, maka setiap mahasiswa bisa mendekatkan dengan dunia nyata.

Menurutnya tantangan yang dihadapi pada masa mendatang juga semakin berat. Untuk itulah, para dosen Udinus sudah diarahkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya. 

Salah satunya dengan mendorong para dosen untuk berkuliah kembali. Termasuk sampai jenjang doktoral. 

"Tantangan yang kita hadapi dosennya harus semakin pintar. Karena ilmu pengetahuan berkembang terus maka dosennya terus kita sekolahkan sampai tingkat doktor agar menjadi seorang profesor," terangnya. 

3. Jika tidak kreatif akan jadi beban negara

Hadapi Era AI, Udinus Semarang Tentukan Kelulusan Lewat TeknologiAcara wisuda Udinus Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Alumni Udinus, Mayjen TNI Nugroho Sulistyo mengingatkan kepada para lulusan Udinus agar mampu menjawab tantangan bonus demografi pada 2045 mendatang. Sebab jika lulusan Udinus sebagai angkatan kerja tidak sanggup berinovasi justru menjadi beban negara. 

"Angkatan kerja kita nanti kalau tidak berinovasi, tidak kreatif akan jadi beban negara. Akan tetapi kalau mereka bisa mengembangkan diri harus berkaitan dengan sektor pendidikan, teknologi dan lowongan kerja," terang pria yang jadi Staf Ahli Menhan tersebut. 

"Kalau tidak ada lowongan kerja akan jadi beban. Maka entrepreneur lulusan Udinus harus dapat berkarya bagi masyarakat," tambahnya. 

4. Lulusan Udinus perlu belajar dari pengalaman China dan India

Hadapi Era AI, Udinus Semarang Tentukan Kelulusan Lewat TeknologiAcara wisuda Udinus Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Nugroho pun mengapresiasi kesuksesan para wisudawan. Kesuksesan ini bukan akhir dari perjalanan, justru menjadi langkah awal dimulai perjalanan panjang di kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat bernegara. 

Nugroho mengatakan dalam menuju Indonesia Emas 2045 harus banyak belajar dari pengalaman yang sudah dilalui China dan India. Kedua negara itu punya rekam jejak panjang mengenai pengembangan SDM. 

"Kita bisa belajar dari negara lain, China dan India. China pembangunan SDM sangat cepat. Sedangkan India agak lambat. Kita bisa belajar dari India. Di sana jumlah sarjana demikian banyak, magister banyak dan juga SMA. Kompetisi semakin tinggi. Maka lapangan kerja semakin sedikit. Dan kita beruntung berkuliah di kampus yang punya trademark yang berorientasi pada teknologi. Bukan mencari kerja tapi membuka lapangan kerja. Sumbangsih Udinus sangat nyata. Kampus kita bukan kaleng kaleng," tandasnya.

Baca Juga: Mahasiswa Udinus Diajak Kolaborasi untuk Temukan Ide Bisnis Berbasis Teknologi

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya