Keok di Pilpres 2024, Penyematan Bapak Pancasilais ke Ganjar Dievaluasi
Intinya Sih...
- Djoko Kanigoro menyebut penyematan bapak Pancasila kepada Ganjar Pranowo salah sasaran.
- Gerakan Pancasila perlu evaluasi pemberian reward kepada Ganjar sebagai Bapak Pancasialis karena tidak terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2024.
- Djoko menilai Gerakan Pancasila harus menentukan arah politiknya, terutama saat Pilkada serentak tahun ini, agar tidak hanya menjadi penonton.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Djoko Kanigoro, pemilik lembaga survei Kanigoro Network menyebut penyematan bapak Pancasila kepada Ganjar Pranowo merupakan salah sasaran.
Hal tersebut ia ungkapkan ketika menjadi narasumber di acara Pelantikan Pengurus Gerakan Pancasila di River View Cafe Semarang, Sabtu (29/4/2024).
Baca Juga: Jelang Pilkada, Nana Sudjana Gelontorkan Rp791 M Buat KPU Jateng
1. Prabowo pantas jadi Bapak Pancasilais
Djoko mengatakan pemberian reward dari Gerakan Pancasila kepada Ganjar sebagai Bapak Pancasialis dilakukan ada 28 Oktober 2022.
Sebagai Dewan Pengarah Gerakan Pancasila, Djoko merasa hal itu kini perlu dievaluasi karena tidak terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2024 lalu.
"Sepertinya ini perlu dievaluasi. Itu PR Gerakan Pancasila. Harusnya diberikan ke yang menang (Prabowo)," ucapnya dihadapan tamu undangan.
2. Kenang pemberian gelar ke Ganjar
Pemberian reward Bapak Pancasialis kepada Ganjar bukan tanpa alasan.
Editor’s picks
Djoko menilai, dari beberapa pemimpin di Indonesia, hanya Ganjar yang paling representatif dalam penerapan Pancasila selama menjabat sebagai anggota DPR RI hingga Gubernur Jawa Tengah.
Di kesempatan yang sama usai pelantikan ketua Gerakan Pancasila Semarang, Djoko memberikan pengarahan tentang politik.
"Gerakan Pancasila ini harus menentukan arah politiknya mau kemana. Terutama saat Pilkada serentak tahun ini. Jangan sampai organisasi ini hanya jadi penonton," tegasnya.
3. Ahmad Luthfi raih elektabilitas tertinggi
Sebagai informasi, Djoko beberapa waktu lalu merilis sebuah survei elektabilitas calon Gubernur Jawa Tengah.
Dari beberapa nama yang disebutkan, Djoko mengatakan Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mendapatkan suara terbanyak yakni 25,1 persen.
Di lain pihak, Komjen Condro Kirono mantan Kapolda Jateng, mengatakan dengan tegas dirinya siap berpolitik pasca pensiun.
"Kemarin saya diminta menjadi Wakil TKN Prabowo-Gibran. Saya sebelumnya juga sempat ditawari ikut tim pak Ganjar. Tapi saya lihat kok di sana sudah banyak teman-teman yang bergabung. Ya sudah saya coba ikut paslon 02 saja, karena dari kalangan pensiunan polisi kok masih sedikit," ujarnya.
Komjen Condro juga sempat menceritakan karirnya sebagai polisi. Mulai sejak menjadi Kapolresta Tegal (2002) hingga Komisaris Independen PT Pos Indonesia (2021).
Baca Juga: Jelang Pilgub Jateng, Elektabilitas Ahmad Luthfi Disebut-sebut Tertinggi