Kirim Bantuan, Biksu Tanah Putih Terobos Area Terisolir Banjir Demak

Ratusan nasi bungkus dikirim ke Desa Loireng

Demak, IDN Times - Sejumlah pengurus Vihara Tanah Putih Semarang berusaha menerobos lokasi yang terisolasi akibat terdampak banjir yang ada di Kabupaten Demak. 

Rombongan yang dipimpin Kepala Vihara Tanah Putih, Bhante Chattamano itu berduyun-duyun datang ke Dusun Loireng, Kecamatan Sayung untuk menyalurkan bantuan logistik bahan pokok bagi warga yang menjadi korban banjir. 

Baca Juga: Bak Lautan! Sawah Desa Bolo Demak Seluas 158,19 Hektare Terendam Banjir

1. Magabudhi kirim nasi bungkus ke Loireng

Kirim Bantuan, Biksu Tanah Putih Terobos Area Terisolir Banjir DemakPengurus Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Jawa Tengah dan lintas ikan Semarang terlihat membawa logistik yang dinaikan rakit kayu ke Desa Loireng Sayung. (IDN Times/Dok Pelita Semarang)

Wakil Ketua Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Jawa Tengah, Pandhita Aggadhammo Warta mengatakan pengiriman logistik bagi korban banjir di Desa Loireng juga melibatkan rekan-rekan lintas iman Semarang. 

"Kami mengirimkan logistik ke Desa Loireng, ini bareng-bareng dengan teman-teman lintas iman, kami mengirimkan nasi bungkus," kata Pak Warta.

2. Pakai rakit kayu

Kirim Bantuan, Biksu Tanah Putih Terobos Area Terisolir Banjir DemakBhante Chattamano, Kepala Vihara Tanah Putih bersama anggota Manggabudi ikut menyalurkan bantuan logistik ke Desa Loireng Sayung. (IDN Times/Dok Pelita Semarang)

Logistik yang dikirimkan ke Desa Loireng pada Rabu sore. Rombongan pengurus Vihara Tanah Putih menyalurkan bantuan logistik menggunakan rakit kayu yang mana bagian atasnya ditaruh dus minuman dan makanan. 

3. Jalan kaki kurang lebih 1 kilometer

Kirim Bantuan, Biksu Tanah Putih Terobos Area Terisolir Banjir DemakBhante Chattamano bersam Koordinator Pelita Semarang Setyawan Budy menuju Desa Loireng Sayung Demak. (IDN Times/Dok Pelita Semarang)

Setyawan Budy, Koordinator Persaudaraan Lintas Agama Semarang (Pelita) mengatakan untuk menyalurkan logistik seperti nasi bungkus, pihaknya harus menerobos banjir yang cukup dalam. 

Selain itu, jarak yang ditempuh juga penuh perjuangan. Mereka tidak bisa berjalan cepat. Mereka harus jalan kaki setapak demi setapak agar tidak terjatuh saat melewati banjir yang merendam seluruh akses jalan masuk Desa Loireng Sayung. 

"Jalannya yang masuk desa sekitar satu kilometer dengan kondisi genangan banjir," terangnya. 

Baca Juga: 7 Potret Banjir Demak, Rendam Makam Sunan Kalijaga dan Akses Putus

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya