KPU Jateng Sarankan Masyarakat Nyoblos Sesuai Pendalaman Visi Misi Capres
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah menyarankan kepada masyarakat supaya saat mencoblos di bilik TPS tidak berdasarkan emosi semata.
Sebaiknya ketika menentukan pilihan di TPS dilihat dari pemaparan visi misi masing-masing capres yang disampaikan dalam debat kandidat kelima yang disiarkan Minggu (4/2/2024) malam.
Baca Juga: Bawaslu Jateng Segera Cek Syarat untuk Tangani Aduan Dugaan DPT Fiktif
1. KPU minta warga saat nyoblos jangan pakai emosi
Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU Jawa Tengah, Paulus Widiyantoro, mengungkapkan dalam sosialisasi kampanye, pihaknya melibatkan unsur-unsur ormas, kelompok anak muda dan forkopimda untuk bisa mencermati apa saja visi misi yang dipertajam masing-masing capres.
"Kita sudah ajak para pihak yang kita ajak dari ormas dan anak muda media dan forkopimda bisa menyaksikan bersama. Ya paling enggak harapannya bisa menentukan hak pilihnya di Jawa Tengah, terutama bisa mencermati visi misinya kandidat capres. Apakah sudah sesuai yang diharapkan. Jadi gunakanlah hak pilih bukan berdasarkan emosi tetapi sesuai pendalaman visi misi para kandidat yang cocok buat kita masing-masing," kata Paulus, Senin (5/2/2024).
2. Jumlah pemilih pemula sekitar 30 persen
Ia mengatakan kalangan anak muda merupakan calon pemilih yang dikenal kritis dalam melihat setiap perkembangan dinamika politik yang terjadi saat ini.
Selain itu, jumlah pemilih pemula pada kontestasi Pemilu 2024 telah mencapai 30 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) Jawa Tengah yang sebanyak 28 juta lebih.
Editor’s picks
Jumlah pemilih pemula mengalami lonjakan ketimbang kondisi Pemilu 2019 karena populasi masyarakat Jawa Tengah setiap tahunnya juga mengalami penambahan signifikan.
"Angka pemilih pemula yang mencoblos nanti sekitar 30 persen. Jadi cukup banyak. Polri. Ada dua hal yang masuk kategori pemilih pemula. Yaitu orang yang baru 17 tahun dan para pensiunan TNI Polri. Makanya kita sekarang menyasar anak muda dan pelajar untuk berikan sosialisasi tahapan kampanye yang sebentar lagi masuk masa tenang. Tentunya tujuan kita karena pemilih pemula sekarang sangat dan penyelenggaraan Pemilu kali ini sangat lekat dengan kehidupan anak muda," akunya," terangnya.
3. Warga Semarang tidak terpengaruh pemberian bansos
Sedangkan, Ahmad Safiq, seorang warga Kampung Keper II, Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara mengatakan dirinya saat hari H nanti akan menentukan pilihan sesuai hati nuraninya.
"Walaupun kemarin saya sempat diberi bansos yang isinya sembako tapi kalau kaitan sama nyoblos di TPS, saya sudah sudah punya pilihannya sendiri. Ya gak akan terpengaruh omongan sana sini," akunya.
4. Kalangan mahasiswa bingung dengan karakter tiga paslon capres
Sementara Yudi, seorang mahasiswa dari kampus swasta di Semarang berkata Pemilu tahun ini jadi kesempatan keduanya untuk menentukan pilihan capres yang ia inginkan.
Namun diakuinya karakter ketiga paslon capres yang ditampilkan dalam acara debat pertama sampai kelima membuatnya bingung.
"Soalnya enggak ada visi misi yang jelas. Kayak contohnya salah satu paslon, masak kalau dia menang kita mau dikasih makan gratis sama susu gratis, berarti kita dianggapnya kayak pengemis," ujar Yudi.
Baca Juga: Timnas AMIN Jateng: KPU Ngotot Pakai DPT Bermasalah untuk Pemilu 2024