PBNU Sebut Perang yang Terjadi di Palestina Langgar Prinsip Kemanusiaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam segala bentuk penindasan dan konflik peperangan yang terus terjadi di Palestina tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi kemanusiaan.
Rois Syuriah PBNU, KH Abdul Ghofur Maimoen, mengatakan adanya pertemuan para intelektual Muslim dalam forum AICIS 2024 akan dimanfaatkan sebagai momentum untuk mengutamakan perdamaian di seluruh dunia.
"Pertemuan ini sangat penting untuk menegaskan bahwa kita akan menyampaikan ke berbahagi tempat mengenai risalah. Kita akan sampaikan ke seluruh dunia bahwa apa yang terjadi di berbagai negara termasuk Palestina tidak benar. Tindakan yang tidak sesuai prinsip kemanusiaan," kata Abdul saat memberikan pernyataan di sela forum AICIS Ke-23 di UIN Walisongo Semarang, Jumat (2/2/2024).
Baca Juga: Wamenag Tawarkan Penyelesaian Krisis Kemanusiaan Lewat Forum AICIS 2024
1. PBNU serukan pemuka agama beri contoh cara jaga perdamaian dunia
Lebih lanjut lagi, ia menyampaikan bahwa dengan hadirnya para pemuka agama dari berbagai negara dalam forum AICIS dapat menjadi contoh kepada negara lainnya supaya menghentikan konflik. Dengan begitu, misi perdamaian dunia dapat berjalan dengan baik.
"Kita ingin beri contoh kepada seluruh dunia agar perdamaian dunia bisa berjalan dengan baik. Sudah lama negara kita ini dilirik banyak pihak mengenai kebersamaan, mengenai toleransi hidup yang baik di dalam negeri," tutur putra ulama kharismatik asal Rembang KH Maimoen Zubair tersebut.
2. UIN Walisongo punya visi yang selaras dengan kemanusiaan
Editor’s picks
Sementara itu, Plt Rektor UIN Walisongo Prof Nizar Ali menuturkan penyelenggaraan AICIS 2024 selaras dengan prinsip yang dipegang teguh kampusnya terkait visi kemanusiaan.
"UIN Walisongo sebagai kampus kemanusiaan dan peradaban tentu ini sangat tepat dengan apa yang menjadi tujuan dari AICIS ini," jelasnya.
3. Hasil kajian forum AICIS perlu dipraktekkan secara nyata
Nizar juga mengemukakan pemikiran konseptual terkait isu kemanusiaan dari para akademisi muslim yang berpartisipasi dalam AICIS 2024 bersifat mutlak.
Adapun rekomendasi bersumber dari kajian empiris dan mendalam dari para akademisi yang tak hanya mengkaji dari persepektif agama, tetapi juga diselaraskan realita yang dihadapi saat ini.
"Kajian-kajian yang dipunyai tentu harus disesuaikan dengan praktek kenyataan realitas yang terjadi di muka bumi," lanjut Nizar.
Hasil rekomendasi tersebut diterapkan secara nyata dalam Semarang Charter yang akan menjadi salah satu hal mendasar bagi bangsa Indonesia dalam menyikapi krisis kemanusiaan global.
Penyelenggaraan AICIS ke-23 di UIN Walisongo Semarang menjadi momentum pengulangan sejarah pelaksaan AICIS yang digelar pertama kali pada tahun 2001 di tempat yang sama.
Baca Juga: Rekonsiliasi Konflik Warga Syiah dan Sunni Madura Dibahas di Ajang AICIS 2024