Harga Pokok Naik di Akhir Tahun, Masyarakat Diminta Untuk Tidak Panik

Opitimis pemerintah mampu mengatasi.

Surakarta, IDN Times - Menyusul naiknya sejumlah komoditi pangan menjelang akhir tahun 2022, dinilai DPR RI Komisi VI sebagai momentum yang bersifat temporer. sehingga masyarakat tidak perlu merasa khawatir.

Baca Juga: Dampak Konflik Keraton Solo, Museum Tutup, Wisatawan Kecewa

1. Harga relatif tak normal

Harga Pokok Naik di Akhir Tahun, Masyarakat Diminta Untuk Tidak PanikIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengatakan situasi harga di akhir tahun ini relatif tidak normal. Ia mengakui jika situasi dunia saat ini tidak normal sehingga menyebabkan harga komotias yang tak menentu.

"Jelang tahun baru ini situasi harga relatif tidak normal. Memang ada kebutuhan pokok yang relatif tidak stabil, ada yang naik dan ada yang turun," ujarnya di sela perayaan Natal dengan masyarakat di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (28/12/2022).

Meski demikian, ia tidak yakin Indonesia akan mengalami krisis pangan mengingat sejauh ini stok dalam keadaan aman.

2. Pemerintah mencari terobosan.

Harga Pokok Naik di Akhir Tahun, Masyarakat Diminta Untuk Tidak Panikilustrasi telur ayam (Pexels.com/Pixabay)

Lebih lanjut, Aria mengatakan jika pihaknya bersama dengan pemerintah masih mencari terobosan agar akses pengiriman tidak terkendala.

"Harapannya permasalahan terigu dan kedelai ini cepat teratasi. Saya optimistis kalau pangan tidak akan kekurangan. Hanya kedelai dan terigu (produk impor), situasi pandemi COVID-19 kan pelayaran belum normal," katanya.

Meski demikian, untuk produksi dalam negeri diperkirakan aman. Apalagi, pemerintah memberikan subsidi khusus logistik, termasuk transportasi kereta api.

"Prinsip Pancasila berkeadilan, termasuk menyiapkan kebutuhan pokok, satu kesatuan ekonomi. Pemerintah Jokowi mampu membuat interkoneksi dengan laut, udara, darat dengan cara yang baik," katanya.

3. Meminmalilasi diferensi harga.

Harga Pokok Naik di Akhir Tahun, Masyarakat Diminta Untuk Tidak PanikKomoditas yang diekspor pada pelepasan ekspor perdana rempah-rempah, bat guano, dan komoditas unggulan Sulsel di Terminal Petikemas Pelabuhan Makassar, Senin (12/4/2021). Humas Pemprov Sulsel

Aria berharap langkah tersebut mampu meminimalisasi diferensiasi harga yang tinggi antardaerah. Selain kebutuhan pokok, dikatakannya, transportasi publik juga menjadi perhatian Komisi VI DPR RI.

"Sebelum reses saya kumpulkan BUMN transportasi, di komisi VI untuk mengecek. Ada 63 juta orang yang melakukan mobilitas di seluruh Indonesia (pada akhir tahun), kemudian penerbangan ada 3,6 juta.

"Jadi tidak hanya memprioritaskan orang tapi juga logistik," pungkasnya

Baca Juga: Cair Lagi! 206.331 Warga Semarang Dapat BLT, BBM Sembako PKH

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya