Milihat Rumah Pahlawan Brigjen Slamet Riyadi yang Butuh Perhatian

Merupakan pahlawan Kemerdekaan RI

Intinya Sih...

  • Brigjen Slamet Riyadi adalah Pahlawan Nasional yang berjasa dalam peperangan Serangan Umum Empat Hari di Solo pada 7-10 Agustus 1949.
  • Rumah kuno tempat tinggal Brigjen Slamet Riyadi di Danukusuman, Serengan, rusak dan memprihatinkan.
  • Rumah tersebut merupakan saksi bisu perjuangan pahlawan tersebut selama hidupnya, namun membutuhkan banyak perbaikan dan belum terdaftar sebagai Bangunan Cagar Budaya.

Brigjen Slamet Riyadi merupakan salah satu Pahlawan Nasional yang berjasa dalam peperangan Serangan Umum Empat Hari di Solo pada 7--10 Agustus 1949. Tak banyak peninggalan yang ia tinggalkan. Salah satu peninggalan pribadi pahlawan Kemerdekaan RI tersebut yakni sebuah rumah kuno yang ia tinggali saat itu.

Namun, rumah yang berlokasi di di Danukusuman, Serengan tersebut kini rusak dan memprihatinkan.

Brigjen Slamet Riyadi sendiri gugur karena tertembak saat bertugas menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon pada 4 November 1950 di usia 23 tahun. Kala itu usianya masih sangat muda yakni 23 tahun dan belum berkeluarga. Slamet Riyadi lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 26 Juli 1927 dengan nama Soekamto.

1. Merupakan rumah masa kecil Slamet Riyadi

Milihat Rumah Pahlawan Brigjen Slamet Riyadi yang Butuh PerhatianRumah pahlawan Brigjen Slamet Riyadi di Danukusuman, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Rumah bercat hijau dengan model bangunan dengan aksen joglo kuno ini menjadi saksi bisu perjuangan Brigjen Slamet Riyadi selama hidupnya. Rumah tersebut dibiarkan seperti bentuk aslinya, bahkan terdapat dipan atau tempat tidur yang digunakan oleh Brigjen Slamet Riyadi untuk melepas lelah.

Cucu keponakan Slamet Riyadi, Sarjono Catur mengatakan jika Brigjen Slamet Riyadi memang tumbuh dan besar di rumah tersebut. Rumah tersebut merupakan rumah yang dibeli oleh dari Bapak Slamet Riyadi yakni Raden Ngabehi Prawiropralebdo, adalah seorang abdi dalem sekaligus perwira di Kasunanan Surakarta Hadiningrat. 

"Pak Slamet waktu kecil dibesarkan disini. Jadi dulu kakek saya memang membeli yang pertama bangunan sebelah barat. Kemudian lanjut membeli di sebelah timur sehingga ini bergandengan jadi satu,” ujarnya, Minggu (18/8/2024).

Selain terdapat dipan, dirumah tersebut juga terpasang sejumlah foto dan penghargaan yang diterima oleh Slamet Riyadi. Berdasar dari tulisan di salah pintu, rumah tersebut dibangun sejak tahun 1848. Kini rumah tersebut ditinggali oleh Sarjono Catur sendiri merupakan anak dari kakak Slamet Riyadi. Sedangkan Slamet Riyadi sendiri tidak mempunyai keturunan.

2. Kondisi rumah membutuhkan perhatian

Milihat Rumah Pahlawan Brigjen Slamet Riyadi yang Butuh PerhatianRumah pahlawan Brigjen Slamet Riyadi di Danukusuman, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Lebih lanjut Sarjono mengaku jika kondisi rumah Slamet Riyadi membutuhkan banyak perbaikan mengingat kondisi rumah sudah tua dan perlu banyak perbaikan. Ia pun tidak berani menganti bangunan tersebut karena ia sadar jika bangunan tersebut merupakan bangunan bersejarah. Bahkan saat ini bangunan tersebut belum terdaftar sebagai salah satu Bangunan Cagar Budaya (BCB) .

"Untuk perawatanpun selama ini juga masih dilakukan secara mandiri. Jika dihari-hari tertentu ada dari Kodim dan lainnya menawarkan bantuan untuk sekedar pengecetan dan perbaikan ringan saja," jelanya.

Kendati demikina, Sarjono mengajku jika rumah Slamet Riyadi ini membutuhkan perbaikan yang banyak, terutama bagian atap yang saat ini sering bocor.

"Jadi disini dulu sebetulnya talangnya sering bocor, talang ini menjadi masalah setiap tahun. Sengnya sudah berkarat sejak jaman Belanda. Sehingga hanya ditambal dan ditumpuki bertahun-tahun. Sempat ada utusan untuk memperbaiki talang, tapi belum kejadian. Sampai om saya saat datang kesini membantu memperbaiki talang, diperbaiki sendiri dari keluarga,” ungkapnya.

Meskipun saat ini masih berstatus sebagai rumah pribadi, namun Sarjono mengaku rumah Slamet Riyadi ini sering dikunjungi terutama dari kalangan pendidikan dan TNI. Namun untuk masyarakat umum banyak yang belum mengetahui adanya rumah bersejarah tersebut.

3. Ingin dijadikan gallery bersejarah.

Milihat Rumah Pahlawan Brigjen Slamet Riyadi yang Butuh PerhatianDiah Warih kunjungi rumah pahlawan Brigjen Slamet Riyadi di Danukusuman, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Melihat kondisi bangunan rumah Slamet Riyadi tersebut, Founder Diwa Foundation, Diah Warih Anjari saat mrngunjungu tumah masa kecil Brigjen Slamet Riyadi tersebut mengaku prihatin. Ia bahkan memiliki ide jika rumah bersejarah tersebut bisa dijadikan sebuah gallery atau museum untuk mengenal jasa Pahlawan asal Kota Solo tersebut.

"Saya secara pribadi prihatin, kondisinya cukup kurang layak. Kalau berbicara pahlawan nasional, ini harusnya diperhatikan diberi perhatian khusus. Bagaimana tempat ini layak dan menjadi satu tempat referensi bahwa kita punya sejarah Indonesia berjuang di kemerdekaan,” ujarnya.

“Ini bisa menjadi sebuah tempat yang harusnya menjadi referensi. Karena ini dapat menjadi magnet bagaimana kita mengetahui sejarah Solo untuk Indonesia. Salah satu pahlawan nasional juga berperan dari Solo," sambungnya.

Diah Warih mengaku jika rumah tersebut layak untuk diperjuangan mengingat historis yang ada. Dan perlu mendapat perhatian khusus.

"Kami ingin banget menjadikan ini sebuah gallery-gallery bersejarah yang tidak hanya Solo harus tau, tapi dunia harus tau," pungkasnya.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya