Relawan Milisi Jokowi Respons Gejolak di Masa Tenang Pemilu 2024

Sebut adanya perebutan suara di Jateng.

Surakarta, IDN Times - Relawan Militan Sejati (Milisi) Jokowi merespons adanya sejumlah pihak yang berupaya menyerang pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Seperti adanya gerakan atau aksi yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang menuntut Jokowi untuk mundur dari pemerintahan.

1. Adanya seruan Jokowi mundur

Relawan Milisi Jokowi Respons Gejolak di Masa Tenang Pemilu 2024Relawan Milisi Jokowi respon gejolak soal penurunan Presiden Jokowi. (IDN Times/Larasati Rey)

Panglima Besar Milisi Jokowi, Joko Kanigoro mengatakan jika di masa tenang ini menurutnya banyak muncul gejolak-gejolak yang menimbulkan kegaduhan dan mencoba untuk merekayasa, mendiskreditkan Pak Jokowi.

"Kita sebagai Milisi Jokowi mencoba untuk merespons itu. Baik dari aksi mahasiswa, baik dari parpol-parpol di luar 02 yang mencoba menyerang Pak Jokowi," ujarnya, Senin malam (12/2/2024).

"Di masa tenang ini kan ternyata gejolak-gejolak itu muncul. Gejolak yang muncul itu bagaimana kelompok-kelompok, komunitas atau parpol lain itu mencoba untuk merekayasa, mendiskreditkan Pak Jokowi. Di dalam pertarungan elektoral ini sebenarnya yang bertarung bukan Pak Jokowi. Justru isu yang berkembang kita memunculkan Pak Jokowi," imbuhnya.

Baca Juga: Unjuk Rasa BEM Kota Semarang, Mahasiswa: Jokowi Bangun Dinasti Politik

2. Klaim tingkat kepuasan Jokowi tinggi

Relawan Milisi Jokowi Respons Gejolak di Masa Tenang Pemilu 2024Presiden Jokowi menerima surat undangan dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 10 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat (dok. Sekretariat Presiden)

Joko mengklaim jika tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemerintahan Jokowi cukup tinggi yakni mencapai 82 persen.

"Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Pak Jokowi kan sangat tinggi. Artinya tidak ada alasan pada masyarakat atau kelompok lain yang mencoba mendegradasi Pak Jokowi. Karena tingkat kepuasan masyarakat hampir 82 persen seluruh Indonesia," ungkapnya.

Para relawan mengaku jika tak rela adanya sejumlah pihak yang mencoba menurunkan pemerintahan Jokowi selama dua periode. Ditengah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi terbilang tinggi.

"Ini kan ada satu pertentangan ya. Hasil riset hampir semua lembaga survei tingkat kepuasan masyarakat itu tinggi. Sementara kelompok-kelompok lain mencoba untuk down-grade kerja Pak Jokowi," jelasnya.

Joko menyampaikan apa yang dilakukan tersebut tidak lain adalah ingin mengantarkan Jokowi menyelesaikan pemerintahannya selama dua periode memimpin Indonesia.

"Kita hanya ingin mengantarkan Pak Jokowi sukses di ujung pemerintahan beliau," pungkasnya.

3. Jateng jadi peta elektoral perebutan suara Ganjar dan Gibran

Relawan Milisi Jokowi Respons Gejolak di Masa Tenang Pemilu 2024Pengamat Politik Skala Data Indonesia Arif Nurul Imam. (IDN Times/Larasati Rey)

Di kesempatan yang sama, Pengamat Politik Skala Data Indonesia Arif Nurul Imam mengatakan jika tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin yang tinggi ini justru berdampak pada peta elektoral kandidat baik yang langsung maupun yang tidak langsung di-endorse Jokowi. Ia mengatakan jika Jawa Tengah akan menjadi wilayah yang diperbutkan paslon peserta Pilpres karena sebelumnya merupakan lumbung suara Jokowi pada 2019.

"Tentu kita tahu bahwa kandidat itu tidak lain dan tidak bukan publik akan mengarah pada pasangan 02. Dinamika ini tentu menjadi relevan karena siapapun ingin mendapat efek Jokowi. Di mana dari banyak survei, termasuk survei saya juga dari banyak lembaga ada sekitar 15,8 persen kandidat paslon capres-cawapres yang di-endorse Jokowi akan naik secara elektabilitas," katanya.

Di Jawa Tengah terdapat dua kandidat peserta Pilpres yakni mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Yang menjadi menarik karena akan menjadi salah satu titik fokus bagaimana konfigurasi peta elektoral di 14 Februari 2024.

"Ini yang diperebutkan terutama di Jawa Tengah. Mengingat di Jawa Tengah ini basis Jokowi 2019, 70 persen Jokowi di sini mendapat dukungan di Pilpres 2019. Dan kita di Jawa Tengah ada kandidat Mas Ganjar Pranowo mantan Gubernur Jawa Tengah dan konteks Jawa Tengah ini menjadi menarik karena akan menjadi salah satu titik fokus bagaimana konfigurasi peta elektoral di 14 Februari mendatang," pungkasnya.

Baca Juga: Rektor Unissula Semarang Tolak Bikin Video Kinerja Pemerintah Jokowi

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya