Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Gereja Blenduk di Semarang (pariwisata.semarangkota.go.id)
Potret Gereja Blenduk di Semarang (pariwisata.semarangkota.go.id)

Intinya sih...

  • Gereja Blenduk di Semarang telah selesai direhabilitasi oleh Kementerian PUPR.

  • Wakil Wali Kota Semarang meresmikan bangunan bersejarah tersebut sebagai ikon warisan di Jawa Tengah.

  • Gereja Blenduk menjadi simbol toleransi dan ikon wisata di kawasan Kota Lama Semarang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Proses rehabilitasi Gereja Blenduk (GPIB Immanuel) di kawasan Kota Lama Semarang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) rampung. Wakil Wali Kota Semarang meresmikan bangunan bersejarah yang menjadi ikon warisan di Ibu Kota Jawa Tengah, Minggu (7/9/2025).

1. Habiskan anggaran Rp28 miliar untuk rehabilitasi

Wakil Wali Kota Semarang meresmikan Gereja Blenduk (GPIB Immanuel) di kawasan Kota Lama Semarang usai direhabilitasi Kementerian PUPR, Minggu (7/9/2025). (Dok. Pemkot Semarang)

Dalam sambutannya, Iswar menyampaikan rasa syukur atas selesainya proses rehabilitasi bangunan yang merupakan salah satu ikon utama Kota Semarang tersebut.

"Merupakan sebuah anugerah bagi kita semua dapat berada di tempat yang begitu bersejarah ini. Gereja Blenduk bukan hanya bangunan, tetapi simbol kebanggaan, toleransi, dan keberagaman warga Kota Semarang," ujarnya.

Rehabilitasi Gereja Blenduk dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dengan anggaran sebesar Rp28 miliar dalam jangka waktu satu tahun. Iswar mengakui bahwa pekerjaan tersebut bukanlah hal yang mudah, mengingat kompleksitas dalam merestorasi bangunan cagar budaya.

2. Daya tarik wisata Kota Lama Semarang

Wakil Wali Kota Semarang meresmikan Gereja Blenduk (GPIB Immanuel) di kawasan Kota Lama Semarang usai direhabilitasi Kementerian PUPR, Minggu (7/9/2025). (Dok. Pemkot Semarang)

"Merehabilitasi bangunan heritage tentu sangat berbeda dengan membangun gedung baru. Banyak aturan dan perundang-undangan yang harus ditaati. Butuh ketelitian, kehati-hatian, dan melibatkan banyak pihak," jelasnya.

Gereja Blenduk sendiri, yang berusia 272 tahun, dikenal sebagai salah satu daya tarik utama Kota Lama Semarang. Iswar menyebut bahwa hampir setiap pengunjung yang melintas di kawasan Kota Lama tak pernah melewatkan kesempatan untuk berfoto di depan bangunan berarsitektur kolonial ini.

"Saya yakin, setiap orang yang melewati kawasan Kota Lama pasti terpesona oleh keindahan Gereja Blenduk. Bahkan, tak jarang gereja ini menjadi latar belakang foto oleh para wisatawan, setiap saat," imbuhnya.

3. Sudah 272 tahun berdiri

Wakil Wali Kota Semarang meresmikan Gereja Blenduk (GPIB Immanuel) di kawasan Kota Lama Semarang usai direhabilitasi Kementerian PUPR, Minggu (7/9/2025). (Dok. Pemkot Semarang)

Ia juga menyampaikan bahwa dalam lima tahun terakhir, setelah revitalisasi kawasan Kota Lama, tingkat kunjungan wisata ke kota Semarang terus meningkat pesat. Bahkan, sejak 2019, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Lama melampaui jumlah pengunjung ke Candi Borobudur, yang selama ini dikenal sebagai destinasi utama di Jawa Tengah.

Iswar menegaskan bahwa keberadaan Gereja Blenduk bukan hanya penting dari sisi sejarah dan pariwisata, tetapi juga sebagai simbol toleransi di tengah keberagaman masyarakat Kota Semarang.

"272 tahun lamanya gereja ini berdiri, tidak hanya menjadi rumah untuk bertemu dengan Tuhan, tetapi juga menyimpan cerita perjalanan kota yang kita cintai. Ini adalah wujud bagaimana kemajuan tidak boleh melupakan akar sejarah," terangnya.

4. Simbol keberagaman dan toleransi

Wakil Wali Kota Semarang meresmikan Gereja Blenduk (GPIB Immanuel) di kawasan Kota Lama Semarang usai direhabilitasi Kementerian PUPR, Minggu (7/9/2025). (Dok. Pemkot Semarang)

Iswar juga menegaskan bahwa gereja ini adalah milik seluruh warga Semarang. "Gereja ini bukan hanya tempat ibadah, tapi juga simbol keberagaman dan toleransi. Siapapun yang datang ke Kota Lama akan merasakan atmosfer keindahan dan sejarah yang luar biasa di sini," ucapnya.

Iswar mengajak seluruh masyarakat untuk ikut menjaga, merawat, dan melestarikan Gereja Blenduk sebagai warisan budaya yang tak ternilai.

"Mari kita jaga bukan hanya bangunannya, tapi juga semangat persaudaraan dan toleransi yang dipancarkan dari setiap sudutnya. Semoga gereja ini senantiasa menjadi simbol harmoni, kebersamaan, dan kasih bagi Kota Semarang," pungkasnya.

Editorial Team