Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Inspiratif! Kardus Susu Disulap Jadi Kerajinan Barongsai, Laris Diburu Pembeli

Deretan kerajinan barongsai yang dijual di pinggir Jalan Wotgandul, Pecinan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Bagi para ibu yang rajin membeli susu formula bagi bayinya, jangan lagi membuang kardus susunya. Sebab, sebuah kardus susu bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah kalau kita jeli melihat peluang usaha.

Seperti yang dilakukan Andi Purnomo. Kakek berusia 67 tahun itu rupanya kerap berburu kardus-kardus bekas susu untuk didaur ulang menjadi kerajinan barongsai. 

Kardus susu ia dapatkan dari para pengepul barang bekas yang banyak ditemui di kampung-kampung. Agar bentuk barongsainya tambah kuat dan awet, ia juga memanfaatkan stopmap bekas sebagai bahan bakunya.

"Saya rutin nyari kardus susu bekas dan stopmap di tempat rosok karena bisa diolah lagi jadi kerajinan barongsai. Saya beli Rp30 ribu dapat 10 kilo. Barongsai yang saya buat rata-rata diameter kepalanya 30 sentimeter," kata bapak tiga anak dan dua cucu tersebut kepada IDN Times, Sabtu (15/1/2022).

1. Andi sering berburu kardus susu karena murah meriah

Andi Purnomo seorang mantan atlet yang harus susah payah membuat kerajinan barongsai di pinggir jalan raya. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Andi menekuni pembuatan kerajinan barongsai selama 15 tahun. Ia memilih bahan baku dari kardus susu dan kertas map karena murah meriah dan gampang didapat.

Setiap kardus susu dan map yang dikumpulkan kemudian dipotong kecil-kecil. Setelah dibentuk menyerupai kepala barongsai, ia merekatkan seluruh bagian memakai lem gandum.

Jika cuaca bersahabat, ia bisa membuat 10 barongsai sehari. Namun, jika sering diguyur hujan seperti saat ini ia kerap dibuat repot.

"Kalau sering hujan ya repot. Karena jemur kepala barongsai baru kering tiga hari," akunya.

2. Andi merupakan bekas atlet yang banting setir berjualan barongsai

Andi Purnomo tampak sibuk membuat kerajinan barongsai untuk dijual saat perayaam Imlek. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Andi membuat kerajinan barongsai secara otodidak. Semuanya berkat kesabaran dan ketekunan. Barongsai buatannya ia jual di tepi Jalan Wotgandul, Pecinan Semarang Tengah.

Di pinggir jalan itulah Andi saban hari sibuk mengguntingi kardus susu, menjemur, dan berjualan dari Pagi sampai Sore hari. Ia benar-benar menggantungkan hidup dari hasil pembuatan barongsai lantaran usianya yang semakin menua.

Andi yang dulunya seorang atlet barongsai yang handal harus jatuh bangun berjualan kerajinan barongsai. 

"Tadinya saya pemain barongsai. Tapi berhubung usia sudah tua dan tidak laku lagi, mau gak mau ya harus cari akal buat bertahan hidup. Jalan satu-satunya akhirnya ya bikin kerajinan barongsai ini. Ternyata karena ukurannya yang kecil, barongsai buatan saya sering dibeli buat mainan anak-anak. Saya bikin semirip mungkin dengan yang asli, saya pasangi lampu dan hiasan bulu dan syukurlah banyak orang yang mencari buat oleh-oleh saat Imlek," kata pria yang tinggal di Kampung Ledui, Kranggan itu.

3. Satu barongsai dijual seharga Rp50--60 ribu

Andi Purnomo menggelar dagangannya di Pecinan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Atas jerih payahnya, Andi mendapatkan banyak pesanan menjelang Imlek. Sehari ia dapat orderan 7-10 buah. Satu barongsai ia jual antara harga mulai Rp50 ribu sampai Rp60 ribu tergantung perbedaan warnanya.

"Yang barongsai kepala hitam harganya Rp60 ribu. Yang kepala kuning harganya Rp50 ribu," bebernya.

4. Barongsai hewan mitologi kebanggaan warga peranakan China

pixabay.com/cegoh

Sedangkan, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) berpendapat bahwa barongsai tak bisa dilepaskan dari kebudayaan khas China. Barongsai adalah hewan mitologi yang dipercaya mampu membawa keberuntungan saat Tahun Baru China. 

Secara turun-temurun, kisah mitologi barongsai kerap diceritakan oleh keluarga peranakan China sebagai upaya merawat kelestarian budaya leluhurnya.

"Di Semarang pun barongsai mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat China. Maka, ketika perayaan Imlek kita selalu menggelar atraksi barongsai untuk melestarikan kebudayaan leluhur sekaligus bentuk rasa cinta kepada bangsa Indonesia," kata Ketua Matakin Kota Semarang, Ferry Hidayat Susanto.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Dhana Kencana
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us